"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepada-Nya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. al-Isra':1)
Mengenang Kegiatan Isra' Mi'raj Bersama Anak-anak Sebelum Pandemi Covid 19
Hari ini, tanggal 11 Maret 2021, bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1442 Hijriyah. Ada peristiwa penting yang terjadi sehingga diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia takterkecuali di Indonesia.
Begitu pula dengan saya dan Anda yang beragama Islam. Hari ini saya cukup bersedih sekaligus terharu. Sedih karena sudah dua peringatan Isra' Mi'raj tidak bisa memperingati bersama anak-anak. Terharu karena hari ini Kompasiana memberi kesempatan untuk menulis tentang Isra' dan Mi'raj sebagai topik pilihan.
Kesempatan yang baik ini tentu takakan saya sia-siakan begitu saja. Sebagai pengampu Mata Pelajaran Agama Islam di Sekolah, tentunya semua kegiatan keagamaan adalah tanggung jawab saya. Mulai dari menyusun program, melatih anak yang akan mengisi acara, berkordinisasi dengan dewan guru, sekaligus sebagai pelaku utama dalam kegiatan tersebut.
Pokoknya kalau pas ada kegiatan keagamaan, seakan-akan saya bertindak sebagai produser, penulis skenario, sutradara, sekaligus jadi pemeran utama. Sangat menyibukkan namun sekaligus sebagai ajang uji kemampuan diri.
Biasanya saya jauh-jauh hari sudah mempersiapkannya sedemikian rupa. Mau bikin acara bagaimana, siapa saja yang akan saya libatkan dalam mengisi acara, kemasan acara seperti apa, -- apakah sederhana atau meriah-- mengadakan pra acara apa tidak, dan seterusnya.
Tentunya semuanya saya konsultasikan dengan Kepala Sekolah dan melalui musyawarah dengan Dewan Guru hinggalah kesepakatan diperoleh. Hal ini rutin saya laksanakan ketika sebelum Pandemi Covid 19 mendera.
Kegiatan Pra Acara