"Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok".
Adagium dari Arab di atas cukup menggelitik saya. Bisa diartikan secara harfiah maupun secara filsafat:Â Mensyukuri yang Telah Kita Miliki.
Telur hari ini sudah ada wujudnya, sementara ayam esok hari belum ada wujudnya. Ini merupakan perumpamaan yang memberikan kita pelajaran agar kita menghargai hidup kita sekarang ini, menghargai apa yang kita miliki saat ini, jadi bukan masa lalu dan bukan masa depan.
Pada artikel ini saya tak hendak membahas tentang filsafat telur dan ayam. Saya bukan ahlinya. Adagium di atas memang benar nyata terjadi dan sering kita alami.
Kalau di dapur adanya telur, ya jangan mencari daging ayam. Jangan menanti daging ayam yang mungkin masih akan dibeli. Masaklah dengan bahan yang sudah tersedia, kurang lebih begitu saya memaknainya. Maklum, saya kan ibu-ibu yang senang di dapur.
Telur Selalu Ada di Rumah Saya.
Di rumah, saya selalu menyediakan telur. Mengapa demikian? Telur merupakan bahan makanan yang mudah diperoleh dan harganya cukup murah.
Meskipun murah, namun telur merupakan bahan makanan cukup kaya gizi. Dalam satu butir telur mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, hingga lemak. Yang semunya memberikan banyak manfaat bagi tubuh manusia.
Telur bisa dijadikan banyak olahan. Dari olahan yang sederhana sampai yang ribet. Mulai didadar dan diceplok sampai dijadikan berbagai olahan lainnya, telur sangat adaptif.
Pada kesempatan ini, saya akan mempraktikkan resep yang viral di media sosial terutama youtube. Namanya Nasi Telur Korea.