Kedatangan Hari Raya Idul Fitri tinggal empat hari lagi. Meski dalam situasi Pandemi Corona, untuk menyambut kedatangan Hari Kemenangan bagi umat islam tetaplah kita lakukan. Entah semeriah apa nanti, yang jelas kita tak bisa seleluasa tahun-tahun lalu dalam menghadapinya.
Dalam rangka menjawab tantangan dari Kompasiana hari ini, tentang Bersih-bersih sambut Idul Fitri, sangat berkaitan erat dengan artikelku sebelumnya yang membahas tentang tradisi jelang Idul Fitri. Karena salah satu tradisi di daerahku dalam rangka menyambut kedatangan Idul Fitri, ya bersih-bersih ini.
Tapi baiklah aku uraikan saja ya, tentang budaya bersih-bersih menyambut Idul Fitri ala keluargaku dan juga kebiaasaan di daerahku. Simak ya.
Tradisi yang selalu dilakukan jelang Idul Fitri adalah bersih-bersih lingkungan rumah.
Pagar dan dinding rumah dirapikan dan dicat ulang. Seluruh ruangan tak luput dari jangkauan, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Agar sewaktu Idul Fitri semua kinclong bak rumah baru.
Lantai dipel, kasur dan sofa dijemur, korden di cuci, meja kursi yang warnanya kusam kalau perlu diplitur lagi, kaca jendela dibersihkan agar tampak mengkilat. Siapapun yang melihat jadi terpikat. Amboi....
Alat-alat rumah tangga juga begitu. Toples-toples yang lama tidak dipakai, keluar dari persembuyiannya untuk dicuci, sepeda motor tak luput dari target,
dibawa ke tukang cuci motor, kadang juga dicuci sendiri. Eh ketahuan kalau jarang dicuci ya. Â he he he.
Lebih-lebih karpet dan tikar, baju dan peralatan pribadi serta peralatan ibadah akan lebih diprioritaskan. Dibawa ke laundry bukan karena malas namun sengaja dilakukan dengan niatan berbagi sedikit rezeki.
Umbul-umbul siap melambai-lambai seakan mengundang tamu datang. Ditemani kerlap kerlip lampu hias menambah semaraknya malam Idul Fitri.
Pokoknya seru banget suasana Idul Fitri di daerahku.
Bersih-bersih fisik sudah dilakukan. Selanjutnya untuk menyempurnakan ibadah puasa kita, maka ini sudah bukan tradisi lagi, namun sebuah kewajiban bagi umat islam untuk mengeluarkan sebagian hartanya baik lewat sedekah maupun zakat. Baik zakat fitrah maupun zakat mal. Karena pada dasarnya, dalam harta kita terdapat hak dari kaum fakir miskin yang harus kita tunaikan.
Semarak menyucikan jiwa dengan sedekah dan zakat ini akan nampak terlihat di masjid-masjid, Â berkumpul panitia zakat fitrah yang menerima dan mengumpulkan dari para Muzakki (Orang Islam yang mengeluarkan zakat). Selanjutnya mendistribusikan zakat fitrah kepada Mustahiq Zakat (8 golongan orang yang berhak menerima zakat).
Hakekat puasa sejatinya tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja. Namun lebih dari itu, orang yang berpuasa harus bisa menghindari sifat-sifat tercela seperti marah, sombong, kufur nikmat, tamak, dengki, riya', ghibah dan lain-lainnya, serta menumbuhkan sifat-sifat terpuji seperti suka sedekah, sabar, jujur, rendah hati, pemaaf, pandai bersyukur dan lain-lainnya. Cocoklah kiranya lagu yang dilantunkan oleh KH. A.A Gym berikut ini.
Intinya, saat Hari Raya Idul Fitri diharapkan manusia dalam keadaan suci, seperti arti dari kata " 'Idul Fitri" itu sendiri, yaitu "kembali suci". Suci jiwa dan raga, suci lahir dan batin. Bertambah amal kebaikannya dan berkurang amal keburukannya.
Semoga kita digolongkan sebagai hamba yang kembali suci. Setidaknya menjadi hamba yang lebih baik dari sebelumnya.