Mohon tunggu...
Siti Naharotun Nikmah
Siti Naharotun Nikmah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filsafat Manusia

10 Maret 2014   02:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FILSAFAT MANUSIA

1.Pengertian

Filsafat manusia atau antropologi filsafati adalah bagian integral dari system filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat manusia. Filsafat manusia adalah sebuah ilmu yang mengupas apa arti dari manusia itu sendiri. Sebagai bagian dari sistem filsafat secara metodis ia mempunyai kedudukkan yang kurang lebih setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika, kosmologi, epistemologi, filsafat sosial, dan estetika. Dibandingkan dengan ilmu-ilmu tentang manusia (human studies), filsafat manusia mempunyai kedudukan yang kurang lebih“sejajar” juga, terutama jika dilihat dari objek material atau ruang lingkupnya.

2.Ruang lingkup filsafat manusia

Ruang lingkup filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia misalnya psikologi dan antropologi adalah gejala tentang manusia. Baik filsafat manusia maupun ilmu-ilmu tentang manusia, pada dasarnya bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi dan memahami gelaja-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia. Ini berarti bahwa gejala manusia, baik merupakan objek kajian untuk filsafat manusia maupun untuk ilmu-ilmu tentang manusia.

Akan tetapi, jika di lihat dari objek formalnya, kedua jenis “ilmu” tersebut memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Secara umum dapat dikatakan , bahwa setiap cabang ilmu yang menyelidiki tentang manusia mendasarkan penyelidikannya tersebut pada gejala-gejala empiris yang bersifat “objektif” yang kemudian diselidiki dengan menggunakan metode observasional atau esperimental. Sebaliknya, filsafat manusia itu sendiri tidak membatasi diri pada gejala-gejala empiris, selama segala jenis gejala-gejala apapun dari manusia masih bias dipikirkan secara rasional, maka hal tersebut bisa menjadi bahan kajian dari filsafat manusia. Aspek-aspek, dimensi-dimensi, atau nilai-nilai yang bersifat metafisis, spiritual, dan universal dari manusia, yang tidak bisa diobservasi dan diukur melalui metode-metode keilmuan, bisa menjadi bahan kajian terpenting bagi filsafat manusia, karena semua hal tersebut merupakan sesuatu yang hendak dipikirkan, dipahami, dan diungkapkan maknanya oleh filsafat manusia.

3.Ciri-ciri filsafat manusia

Adapun cirri-ciri filsafat manusia secara umum, yakni yang bercirikan ekstensif, intensif, dan kritis.

1.Ciri ekstensif

-Filsafat manusia dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang digeluti oleh filsafat.

-Filsafat manusia adalah gambaran menyeluruh atau synopsis tentang realita manusia.

-Filsafat manusia mencakup segenap aspek dan ekspresi manusia, dan lepas dari kontekstualitas ruang dan waktu (universal).

-Filsafat manusia hanya menggambarkan realitas manusia secara garis besar saja.

2.Ciri intensif

Filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti, hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan, baik yang tampak pada gejala kehidupan sehari-hari, maupun yang terdapat di dalam data-data dan teori-teori ilmiah.

3.Ciri kritis

-Filsafat manusia memahami diri manusia sendiri (pemahaman diri), maka hal apa saja (apakah itu berupa ilmu pengetahuan, kebudayaan, atau ideology), yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman diri manusia tidak luput dari kritik filsafat.

-Asumsi-asumsi teoritis yang mendasari ilmu pengetahuan, dan kecenderungan ilmu pengetahuan modern yang semakin fragmentaris dan mengarah pada dehumanisasi misalnya, menjadi sasaran kritik filsafat manusia.

-Kecenderungan ideology, politik, dan kebudayaan yang dikendalikan oleh motif-motif yang mengarah pada manipulasi dan eksploitasi manusia, tidak luput dari kritik filsafat manusia juga.

-Filsafat manusia akan membongkar kekuatan-kekuatan yang ada dibalik kecenderungan-kecenderungan tersebut.

-Filsafat manusia sangat peka pada masalah-masalah yang berkenaan dengan pemahaman dirimanusia.

-Filsafat manusia sangat peka terhadap upaya-upaya untuk mensimplifikasikan hidup manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun