Mohon tunggu...
Aya Dinda
Aya Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa aktif, saya hobi memasak, saya suka mengoleksi barang barang lucu, saya suka menonton kartun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Santri Bertranformasi

24 Oktober 2023   18:00 Diperbarui: 24 Oktober 2023   18:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era zaman sekarang cepat sekali perkembangan terhadap teknologi, budaya, dan sosial. Bagaimana sih bagi seorang santri untuk menghadapi era di zaman yang berkembang sangat pesat ini. Menurut pandangan Masyarakat sekitar seorang santri hanya lah para pemuda yang selalu mengaji, belajar kitab shalaf, belajar kitab arab gundul, setoran hafalan, dan melakukan aktivitas di pondok pesantren nya, dan tidak sedikit juga orang berfikir bahwa seorang santri itu sedikit ketinggalan zaman.

Dari hal tersebut tidak berlaku untuk santri PP K.H Syamsudidin dan PP Al Munjiyah Ponorogo Jawa Timur, bahwa santri itu tidak hanya mengaji, belajar dan sebagainya kegiatan di pondok pesantren, tetapi mereka juga tidak meninggalkan kewajiban sebagai santri. Pada tanggal 21 Oktober 2023 PP Al Munjiyah mengadakan serangkaian hari santri, yaitu mereka mengadakan pemilihan putri Al Munjiyah yang bertema kan Muslimah Indonesia, yang dimana pengurus acara Zahrotul Mahfudhoh berkata “ bikin acara ini ya biar para santri itu tidak melulu tau tentang pondok pesantren, agar santri itu tau dunia luar di sana itu seperti apa, mengasah bakat para santri – santri, dan tau akan bakat apa yang di miliki para santri.”

Tidak hanya di satu acara PP K.H Syamsuddin dan PP Al Munjiyah pada hari minggu 22 Oktober 2023 juga mengadakan pawai santri yang dimana pengasuh Ibu Nyai Hj. Nurul Khotimah S.Ag Al Hafidzah berkata  "agar Masyarakat tau bahwa hari itu adalah hari santri, yang seluruh santri merayakan dan bangga terhadap dirinya sebagai identitas santri, agar juga para Masyarakat itu tidak melulu berfikir bahwa anak santri itu kurang update di dunia luar, kurang nya pengetahuan luar pondok pesantren." Para panitia juga memiliki tema untuk pawai tersebut, yaitu Nusantara Santri yang dimana mereka pawai dengan menggunakan kostum – kostum, salah satunya menjadi tokoh – tokoh islam, memakai kostum karnaval, dan beberapa ornamen pendukung yang di buat sendiri dari ke kreativan seorang santri.

Hal tersebut sangatlah bagus dan inovatif bagi para santri, karena dengan keterbatasan mereka di dalam pesantren seperti tidak boleh membawa barang elektronik mereka tidak ketinggalan jaman, dan dapat menepis pandangan Masyarakat tentang santri yang kurang updated di dunia luar, santri hanya mengaji, santri hanya hafalan – hafalan surat, dan membuat pandangan masyarakat luar menjadi lebih positif terhadap seorang santri. Mereka berkembang sesuai zaman tetapi tidak meninggalkan kewajiban sebagai santri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun