Desa Kesongo (06/11/2021) -- Desa Kesongo, yang menjadi lokasi pelaksanaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) oleh Tim PHP2D KSR FKM UNDIP merupakan wilayah yang memiliki potensi lahan subur. Mayoritas masyarakat di sana bermata pencaharian sebagai petani. Di samping itu, kelompok masyarakat lain yang tidak berprofesi sebagai petani juga memiliki ketertarikan untuk bercocok tanam, terlebih selama pandemi yang mengharuskan mereka untuk beraktivitas di sekitar rumah. Bahkan hingga saat ini, Â jumlah masyarakat yang menekuni kegiatan bercocok tanam terus bertambah. Tak sedikit masyarakat Desa Kesongo yang ikut memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk bercocok tanam, misalnya menanam buah dan sayur secara mandiri.
Berangkat dari kondisi ini, Tim PHP2D KSR FKM UNDIP 2021 menghadirkan program Workshop Urban Farming guna memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat desa mengenai cara menanam buah dan sayur dengan metode urban farming. Tak hanya cara menanam, kegiatan ini juga menerangkan bagaimana cara merawat hingga cara memanen tanaman yang tepat. Dalam hal merawat tanaman, tentu tidak lepas dari penggunaan pestisida untuk menghindari tanaman dari serangan hama. Penggunaan pestisida dapat berbahaya jika tidak sesuai dengan aturannya, maka dari itu penting untuk mengetahui bagaimana cara yang tepat saat menggunakan pestisida.
Siti Muzdalifah Zahra, salah satu anggota Tim PHP2D KSR FKM UNDIP melakukan survei mengenai pengalaman penggunaan pestisida kepada peserta Workshop Urban Farming yang terdiri dari perwakilan PKK setiap dusun. Dari survei tersebut diketahui bahwa 100% dari mereka memang menggunakan pestisida untuk membasmi hama tanaman dan hanya sebagian besar dari mereka yang sudah menggunakan pestisida dengan cara yang tepat sesuai dengan anjuran yang seharusnya.
Setelah mengetahui hasil survei, Zahra memberikan edukasi terkait 6 Tepat pada penggunaan pestisida kepada peserta workshop. Edukasi ini dilakukan dengan tujuan agar penggunaan pestisida oleh masyarakat tidak berdampak buruk, baik terhadap kesehatan mereka maupun lingkungan sekitar. Edukasi yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit ini menerangkan satu persatu anjuran 6 Tepat saat menggunakan pestisida. Enam Tepat itu meliputi tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis atau konsentrasi, dan  tepat cara penggunaan.
Penggunaan pestisida harus tepat sasaran, artinya pestisida yang digunakan harus sesuai dengan jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang. Tepat mutu dimana pestisida yang digunakan harus bermutu baik, terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Tepat jenis berarti bahwa pestisida yang digunakan harus cocok dengan jenis tanaman. Tepat waktu menekankan waktu terbaik penggunaan pestisida pada pukul 16.00 - 17.00 atau ketika suhu udara < 30oC dan kelembaban udara 50-80%. Tepat dosis dimaksudkan konsentrasi penggunaan pestisida harus mengikuti rekomendasi anjuran yang ada pada label kemasan. Begitupun dengan tepat cara, pestisida harus diaplikasikan sesuai dengan OPT atau tanaman sasaran, baik dengan cara penyiraman, perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan dan lainnya.
Selain mengajarkan tata cara penggunaan pestisida yang tepat, pada workshop ini juga dipaparkan mengenai perbedaan pestisida alami dan buatan, serta mengajak masyarakat untuk perlahan mengurangi penggunaan pestisida buatan dan beralih ke penggunaan pestisida alami.
Dengan telah terlaksananya edukasi ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mengaplikasikan cara yang tepat dalam penggunaan pestisida selama mereka bercocok tanam. Meskipun masyarakat masih menggunakan pestisida buatan, setidaknya ini dapat mengurangi bahkan menghindari munculnya dampak buruk bagi kesehatan mereka maupun lingkungan sekitar.
Penulis : Siti Muzdalifah Zahra (25000119120049) / Fakultas Kesehatan Masyarakat / Universitas Diponegoro