Tugas Apresiasi dan Kreasi Sastra Indonesia
Judul Novel : Rumah Tanpa Jendela
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Halaman : 209
Novel "Rumah Tanpa Jendela" karya Asma Nadia adalah kisah yang mengharukan tentang seorang gadis kecil berusia 8 tahun bernama Rara yang hidup dalam sebuah perkampungan dengan kondisi keluarga yang sulit dan rumah tanpa jendela. Meskipun hidup dalam keadaan ekonomi yang rendah, orang tua Rara tetap memilih untuk bekerja secara halal sesuai dengan ajaran agama yang mereka anut. Ayah Rara bekerja sebagai pemulung dan kadang-kadang menjual ikan hias. Ibunya membantu ayah dengan memilah sampah di rumah. Rara sendiri setiap hari mengamen untuk membantu orang tuanya, dan ketika hujan turun, dia juga menjadi ojek payung.
Bagi Rara, tidaklah mudah untuk bermimpi memiliki jendela. Ayahnya yang seorang pemulung tidak mampu membelinya, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit. Namun, Rara selalu mengingat nasihat ibunya bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan melalui doa. Meskipun mungkin tidak akan terwujud dalam waktu dekat, karena mungkin ada doa yang lebih penting daripada yang kita inginkan saat ini.
Rara, yang berusia 8 tahun, menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan. Mulai dari ibunya yang sekarat karena pendarahan saat hamil hingga ayahnya yang meninggal dalam kebakaran rumah, Rara harus menghadapi kenyataan bahwa orang-orang yang dicintainya meninggalkannya. Setelah itu, Rara harus menjalani kehidupan yang penuh dengan rintangan. Mimpi sederhana itu akhirnya terwujud dengan cara yang tidak terduga, dengan kepergian orang-orang yang dicintainya, sesuatu yang di luar dugaan Rara.
Impian Rara untuk memiliki jendela di rumahnya terlihat begitu sederhana, namun memiliki makna yang sangat penting mengenai harapan. "Rumah Tanpa Jendela" mengandung banyak pesan yang sangat menyentuh hati, termasuk tentang perjuangan hidup dan betapa pentingnya memiliki harapan untuk menjadikan hidup layak untuk diperjuangkan.
Teman-teman Rara juga memberikan warna tersendiri dalam cerita ini. Ada yang takut dengan badut, ada yang bicaranya gagap namun sangat menyayangi teman-temannya, ada juga gadis cilik yang sering dimarahi ibunya. Selain itu, ada juga seorang teman Rara yang mengidap autis dan memiliki hobi menggambar. Dari sosok-sosok kecil ini, kita dapat belajar banyak tentang kebahagiaan yang bisa didapat dengan cara sederhana.
Dalam perjalanan hidupnya, Azmi bertemu dengan berbagai karakter yang memberinya pelajaran berharga tentang kehidupan, persahabatan, dan cinta. Melalui cerita ini, pembaca akan diajak untuk merenungkan makna kehidupan dan keberanian dalam menghadapi cobaan.
Novel ini menggambarkan kekuatan semangat dan ketabahan seseorang dalam menghadapi keterbatasan, serta pentingnya memiliki harapan dan impian dalam menjalani hidup. Dengan gaya penceritaan yang khas, Asma Nadia berhasil menggugah emosi pembaca dan membuat mereka terinspirasi oleh perjalanan hidup Azmi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H