Banyak orang yang beranggapan bahwa anak yang tumbuh di desa lebih mandiri dibandingkan anak yang tumbuh di kota. Tapi apakah hal ini benar? Anak-anak yang tumbuh di desa dan kota, karena kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda, memiliki banyak perbedaan kepribadian.
Mungkin dengan sekilas kita bisa memahami tingkah laku mereka mana anak desa dan mana anak kota. Bagi saya, banyak hal yang mendukung gagasan ini, terutama lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Dalam artikel ini akan membahas tentang perbedaan lingkungan terhadap perkembangan anak.
1. Lingkungan untuk beradaptasi
Di pedesaan, anak kecil sudah terbiasa membantu orang tuanya di ladang atau merawat hewan milik keluarga. Anak-anak yang tumbuh di pedesaan cenderung mengembangkan sifat-sifat khusus, kreatif dan intim, sehingga anak dapat lebih banyak berkomunikasi dengan tetangganya dan lebih banyak bekerja sama.
Namun, anak-anak yang tumbuh di perkotaan lebih cenderung memiliki akses terhadap teknologi dan melakukan aktivitas di dalam ruangan seperti bermain game atau menonton televisi. Interaksi mereka terbatas pada keluarga dan teman di sekolah, sehingga anak-anak yang tinggal di kota cenderung lebih individualis.
2. Akses terhadap teknologi
Anak-anak di rumah memiliki akses terbatas terhadap teknologi baru. Meskipun terdapat banyak Wi-Fi di rumah, anak-anak menjadi lebih aktif dalam aktivitas fisik dan sosial seperti bermain di lapangan, dll.
Saat ini kondisi yang padat dan akses anak-anak perkotaan terhadap teknologi seperti internet memungkinkan mereka beradaptasi lebih cepat dengan kondisi saat ini. Namun, situasi ini membuat anak lebih cenderung diam dan kurang berpartisipasi dalam interaksi yang bermakna. Dunia modern nampaknya lebih kritis, namun kurang bersifat fisik.
3. Pendidikan dan akses informasi
Anak-anak perkotaan mendapat pendidikan paling banyak, mulai dari lingkungan sekolah hingga pendidikan khusus. Lingkungan belajar yang kompetitif menjadikan anak-anak perkotaan termotivasi, fokus pada kualifikasi akademik dan mengembangkan keterampilan khusus yang dimiliki.
Sedangkan di desa kualitas pendidikan anak mungkin tidak sama dengan kualitas pendidikan di kota, hal ini disebabkan oleh terbatasnya fasilitas dan sumber daya yang tersedia di desa. Namun pendidikan di pedesaan lebih mengedepankan nilai-nilai moral dan keduniawian sehingga menjadikan anak lebih aktif dalam kehidupan sehari-hari.