Mohon tunggu...
siti munawaroh
siti munawaroh Mohon Tunggu... -

mahasiswa kpi uin sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pers Islam di Indonesia

25 September 2012   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahas Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secar maknawiah berarti penyiaran. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian yakni pers dalam p[engertian sempit dan pers dalam pengertian luas. Pers dalam arti sempit yaitu hanya terbatas pada media cetak yakni surat kabar, tabloid, majalah dan bulletin kantor berita.[1]Sedangkan pers dalam arti luas adalah pers yang bukan hanya menunjukkan pada media cetak berkala juga mencakup media elektronik auditif dan media elektronik media visual yakni radio,televise, film dan media internet, pers dalam arti luas juga di sebut media massa.[2]

Dalam ensiklopedi Indonesia pengertian pers sendiri sering diartikan bagi penerbit atau perusahaan atau kalangan yang berkaitan dengan media massa atau wartawan, sebutan ini bermula dari cara bekerjanya media cetak yang awalnya menekankan huruf-huruf di atas kertas yang akan dicetak. Dengan demikian segala barang yang dikerjakan dengan mesin cetak disebut pers.

Pers islam adalah yang menyatakan dirinya sendiri islam dan menggunakan atribut formal islam.[3] Dengan demikian yang dimaksud pers islam adalah penyiaran tercetak yang mengatasnamakan islam, dikelola oleh umat islam dengan menggunakan prinsip-prinsip islam baik dari segi redaksional, menejemen maupun pengelolaannya yang berupa bulletin dakwah dimana misis dan orientasinya terlihat jelas bahwa media ini tidak hanya menulis tentang kajian keagamaan tetapi juga nilai-nilai keislaman yang universal.

B.Rumusan masalah

1.Dasar-dasar pers islam

2.Karakteristik pers islam

3.Faktor pendukung dan penghambat pers islam

4.Pers islam di indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A.Dasar-dasar pers dalam islam

Tradisi tulis menulis untuk menyampaikan pesan, berita, gagasan sebetulnya sudah dimulai pada masa nabi Muhammad. Dalam sejarah tercatat bahwa rosul SAW pernah menggunakan media tulis berupa surat untuk berdakwah kepada orang-orang yang belum masuk islam terutama pada pembesar negri yang masih kafir. Kegiatan rosulullah itulah yang menunjukkan bahwa didalam pers islam landasan jurnalistik telah terbangun sejak awal selaras dengan kondisi umat islam.

Dalam mengembangkan dakwah islam, rosulullah telah memanfatkan risalah sebagai media komunikasi. Nabi sendiri termasuk orang yang uta huruf, dengan melihat kepada banyaknya jumlah surat yang pernah dikirim oleh nabi menunjukkan kesibukan beliau berdakwah khususnya dibidang risalah, disamping bidang-bidang lainnya. Jika sekarang ini kita ketahui adanya wartawan yang mahir meng-cover suatu berita atau kejadian kemudian menulisnya lewat majalah atau surat kabar, maka dizaman rasulullah para sahabat sesungguhnya telah melaksanakan fungsi kewartawanan yang suci, para sahabat telan mensponsori pemberitaan mengenai kepribadian nabi, dan tidaklah berlebih-lebihan jika dikatakan bahwa sahabat nabi adalah wartawan (reporter) yang demikian mahirnya meng-cover berita-berita dizaman nabi terutama yang menyangkut langsung kegiatan rasulullah baik berupa perbuatan maupun perkataan beliau.

Terakhir dasar-dasar pers islam yang dikemukakan Ali Yafie, bahwa Al-kitab (al-qur’an) yang diwahyukan kepada rasulpada dsarnya menyampaikan informasi tentang Allah, tentang alam, mahluk-mahluk dan tentang hari akhir atau nilai keabadian hidup. Kumpulan tertulis dari semua surat , ayat (bagian atau sub bagian) dari al-qur’an itu lazimnya disebut muskhaf. Dan kumpulan ajaran wahyu yang diturunkan dizaman purbakala disebut shukhuf, dari akar kata-kata inilah dikembangkan kata shahafi yang dizaman modern ini diberi arti surat kabar atau koran dan wartawaan.

B.Karakteristik pers islam

Pers islam atau jurnlaistik islam merupakan salah satu upaya dakwah islamiyah, harus dapat dibedakan dengan jurnalistik umum misalnya dari segi ideal sebuah media, jurnalitik islam harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1.Jurnalistik islam sebagai sarana dakwah bil qalam yang utama harus mengemban misi amar ma’ruf nahi munkar.

2.Menyebarkan informasi tentang perintah dan larangan Allah SWT.

3.Berusaha mempengaruhi komunikan agar berpihak sesuai dengan ajaran islam.

4.Senantiasa menghindari gambar-gambar ataupun ungkapan yang tidak islami (pornografi).

5.Mematuhi pedoman jurnalistik.

6.Menulis dan melaporkan yang dilakukan secara jujur, tidak memutar balikkan data dan fakta yang ada.

C.Faktor pendukung dan penghambat media pers islam

Bila dilihat dari segi potensi umat islam, terutama jumlahnya yang besar maka media pers islam sebenarnya memiliki peluang relative cerah. Namun peluang tersebut terganung pada bagaimana cara pengolahan media masa itu sendiri, diantaranya adalah menyangkut idealismeyang diembannya selai itu juga tergantung pada menejemen yang diterapkannya sesuai dengan kondisi sosio-kultural masyarakat pembacanya.

Pandangan Alamsyah Ratu Perwiranegara, yang menjadi faktor pendukung pers islam adalah:

1.Peram media masa islam sebagai media komunikasi massa yang religious-islami, hendaknya mampu memerankan diri sebagai media dan corong kemajuan bangsa.

2.Media massa islam hendaknya sanggup menjadimedia profetik yang mampu membawa amanat atau risalah agama.

3.Sebagai media komunikasi massa hendaknya mampu menjadi agen pemersatu bangsa, terutama dalam proses mensukseskan pembangunan kerukunan antar umat beragama.

4.Media massa islam yang notabennya merupakan alat komunikasi masyarakat, niscaya perlu memiliki bahasa yang komunikatif dialogis.

5.Last but no least adalah bahwa media massa islam dalam waktu sekarang harus dikelola secara lebih professional. Artinya kalau tidak mau ketinggalan kegiatan redaksi pengelolaannya harus didasarkan pada system menejemen professional.

Faktor penghambat perjalanan pers islam:

1.Masalah rendahnya kesadaran umat islam akan informasi berkaitan dengan tingkat pendidikan umat islam, sebagai penduduk mayoritas Indonesia.

2.Trauma historic-ideologis artinya sederetan peristiwa yang menanamkan dirinya gerakan islam.

3.Msalah dana, banyak pers islam yang beroprasi dengan dana seadanya, bahkan beberapa pers islam mengaku kehidupan surat kabar mereka sangatlah tergantung pada sumbangan pribadi, tokoh, donator, dan pengusaha muslim yang bersimpati.

4.Masalah menejemen dan sumber daya, rata-rata media massa islam yang masih mengandalkan menejemen dan pemasaran modern yang belum dipraktekkan oleh sebagian besar pengelola pers islam.

5.Menegnai penyajian berita, beberapa pemerhati dan pembaca media massa islam mengeluhkan adanya kecenderungan yang berlebihan dalam menyajikan berita yang bersifat menggugah, sehingga berita lebih mengedepnkan kesadaran emosional dari pada berita yang menyentuh rasional. Selain itu rendahnya kualitas media massanya dalam hal penulisan, bahasa, dan daya tariknya, akibatnya peminat baca media massa islam tidak berkembang.

D.Pers islam di Indonesia

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Litbang Republika dan The Asia Fondation tentang islam and civil society dengan tema khusus ”pers islam dan Negara orde baru” mendefinisikan pers islam sebagai pers yang dalam kegiatan jurnalistiknya melayani kepentingan umat islam baik yang berupa materi maupun nilai.

Kemunculan pers islam dimulai pada awal abad ke-20 bersamaan dengan lahir dan menyebarnya ide-ide reformasi yang berkembang di Timur tengah, ide-ide reformasi itu menyebar luas melalui dua majalah terkemuka Mesir urwatul wutsqa dan al-manar,penyebaran ini begitu luas hingga ke Jawa dan melahirkan gerakan jami’at khair para organisasi ini mnyebar dan mendirikan organisasi sendiri seperti KH Ahmad dahlan yang kemudian lahirlah muhammadiyah, berdiri juga beberapa perkumpulan seperti sarekat dagang islam, persatuan islam. Organisasi ini membangun iklim diskusi bagi pemikiran islam mutakhir.

Pers islam sebagai bagian dari pribumi yang bertujuan menyebarkan semangat kebangsaan dan cita-cita kemerdekaan, pada awalnya media ini tampak sebagai “partisan” karena kcenderungan untuk menyebarkan ideologi kelompok penerbitannya. Namun akhir 1997 setelah pintu reformasi terbuka dan berkembang era 1998 keberadaan pers islam semakin meluas baik sebagai media dakwah maupun sebagai wadah perlawanan rezim, hal ini juga menjadi pemicu semakin berkembangnya pers islam di Indonesia.

Pers islam sebagai media dakwah tentunya tidak dibatasi pada sisi kepentingan semata, mengingat banyak lapisan kultur, budaya, dan agama di Indonesia. Maka pers islam cenderung menyesuaikan dengan pasarnya. Sampai saat ini belum terlihat pers islam yang benar-benar mencerminkan nilai islam secara penuh baik dari segi kemasan maupun isinya.

Terlepas dari kemasan maupun isinya keberadaan pers islam sebagai media dakwah sedikit banyaknya telah berperan aktif dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia, dan pers islam disini bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang semata memang mempunyai jalur kesana namun kini banyak orang atau lembaga ikut berkecimpung didalam pers islam itu sendiri.

Pada saat sekarang media memungkinkan terjadinya persaingan antar media lain, disini peran media pers islam harus mampu menandingi atau menetralisir segala kekeliruan yang dilakukan media lainnya. Sebagai media dakwah sudah semestinya pers islam bersifat provokatif yang dapat mempengaruhi dan mengajak pembacanya, hal seperti itu dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan yang mendalam, sehingga ketika pers islam sudah mempunyai alur yang jelassemua pesan yang ada di dalamnya akan mudah disampaikan dan mudah diterima olehpara pembaca.

Dari semua proses yang dilakukan oleh menejemen pers islam tersebut sebenarnya untuk mendapatkan umpan balik yang sesuai dengan apa yang diinginkan,serta memberi pengetahuan terutama tentang islam kepada semua kalangan, tidah hanya untuk kalangan yang berideologi sama tetapi juga untuk kalangan umum.

Di Indonesia sendiri dengan banyaknya warga Negara yang sudah beragama islam pers islam ini lebih cepat berkembang dikalangan masyarakat luas sehingga akan lebih cepat danmudah untuk mengaksesnya.

BAB III

KESIMPULAN

Dari semua pembahasan diatas dapat kita simpulakan bahwa pers islam adalah sebuah media yang sudah dilakukan sejak zaman nabi Muhammad SAW, walaupun pada saat itu belut terstruktur dengan baik seperti sekarang tetapi cara-caranya sudah menyerupai pers islam saat sekarang. Pada saat itu para sahabat dengan rinci memberitahukan kepada orang-orang tentang perilaku nabi tanpa ada yang di kurangi atau ditambah sedikitpun. Mereka sedah memakai asas transparansi yang selalu di terapkan dalam pers islam masa kini.

Di dalam pers islam sendiri sangat mengedepankan segala sesuatu yang berhubungan dengan islam dan selalu berpegang teguh pada ajaran amar ma’ruf nahi munkar. Ada beberapa karakter yang membedakan antara pers umum dengan pers islam salah satunya yaitu pers islam sendiri sebagai sarana dakwah bil-qalam, isinya menyebar luaskan ajaran tentang keislaman dll.

Perjalanan pers islam disini mempunyai faktor-faktor pendukung yang menjadikannya bisa berkembang secara cepat dan luas, beberapa faktor ini adalah pers islam mampu menjadi pemersatu karena mempunyai gaya bahasa yang dialogis serta mampu membawa amanat dan risalah agama. Tetapi, selain beberapa pendukung tersebut perkembangan pers islam juga mempunyai beberapa faktor yang menghambat yaitu masalah rendahnya kesadaran umat islam akan informasi yang berkaitan dengan tingkat pendidikan umat islam itu sendiri sebagai penduduk mayoritas Indonesia, masalah dana, masalah meneemen dan SDM, masalah penyajian dll.

Pers islam sendiri di Indonesia di awali dengan pesatnya pers islam yang berkembang di Timur Tengah tepatnya di Negara mesir, gerakan yang pertama lahir di Indonesia adalah gerakan jami’atkhair yang kemudian meluas sehingga banyak melahirkan beberapa kelompok diantaranya KH Ahmad dahlan (muhammadiyah), sarekat dagang islam dll. Pers islam di Indonesia bertuuan menyebarkan semangat kebangsaan dan cita-cita kemerdekaan. Setelah pinti reformasi terbuka pada 1997 dan berkembang era 1998 keberadaan pers islam semakin luas baik sebagai media dakwah maupun sebagai wadah perlawanan rezim pada saat itu. Terlepas dari sisi kemasan maupun isinya keberadaan pers islam sebagai media dakwah sedikit banyak telah berperan aktif dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Ustadzi, Skripsi berjudul Misi dan Orientesi Pers Islam (studi pada bulletin dakwah wa islama), 2005 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Iim Halimatussadiyah, Skripsi berjudul Manajemen Redaksi Pers Islam (studi terhadap majalah muslimah), 2005 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

http://kpidakwah.blogspot.com/2011/01/apakah-yang-dimaksud-dengan-pers-islam.html

[1] Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Cet. IX., (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 145.

[2] AS Haris Sumadiria, Op.Cit., hal. 31.

[3] Muhammad Herry, Jurnalistik Islam; Tnggung Jawab Wartawan Muslim, (Surabaya Pustaka Progresif, 1992), hlm. 53.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun