Laila wati  (28), salah seorang pedagang di Simpang tiga Teluk Singkawang, Jambi mengungkapkan sekarang ini sangat bersyukur sekali karena dagangannya masih ada yang mau membeli, walaupun tidak seramai dulu.
Laila wati terang terangan mengatakan bahwa memang bukan hal gampang untuk melanjutkan usaha di masa pandemi Covid-19. Tetapi setidaknya, masih dapat disyukuri karena ada terselip semangat untuk bisa bangkit kembali.
"bersyukur sekali masih ada pengunjung yang minat membeli, walaupun sangat sapi berbeda jauh dengan sebelum pandemi. Jikalau saya berjualan masih dapat untuk beli beras, daripada di rumah saja tidak jualan dan memang tidak akan dapat penghasilan, kasian anak-anak nanti mau makan apa," ungkap Laila wati.
Laila wati mengungkapkan kalau dulu tokonya sangat ramai dikunjungi oleh orang -- orang,tetangga sebelah kampung ataupun sering juga disinggahi oleh supir travel / damtruk karena memang tokonya tepat berada di pinggir jalan lintas padang lamo, kini lsila hanya bisa mengharapkan dari orang kampung dan tetangga sebelah kampung saja. Pemasukan yang didapatkan pun turun drastis hampir 80 persen.
Akan tetapi Laila wati harus tetap semangat untuk melanjutkan usahanya, tidak ada rasa mengeluh sedikit pun dalam dirinya. Bagi Laila wati mengeluh tidak akan dapat mengubah apa pun, justru akan semakin membuat perekonomian keluarganya menjadi terpuruk.
Karena itu, Laila  memilih untuk bangkit dari keterpurukan  pandemi Covid-19 ini. Setelah beberapa bulan kemarin tokonya tutup, kini Laila kembali membuka tokonya dan melayani pembeli yang datang dengan penuh semangat serta senyuman yang ramah.
Selain itu, efek pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh mbah mur (50) salah seorang pedagang kue-kuean tempat di sebelah toko  laila wati.
Menurut Mbah Mur, kondisi tempat ia berjualan sangatlah berubah 180 derajat, keadaan tempat ia berjualan menjadi sangat sepi, sampai -- sampai ia  tutup selama beberapa bulan kemarin sama seperti Laila. Hal itu membuat pendapatannya dan para pedagang  lain semakin menyusut hingga ia merasakan tidak adanya pendapat sama sekali.
"Sebelum adanya wabah pandemi Covid-19 toko saya ramai  dikunjungi oleh pembeli, tetapi setelah Covid-19 yang datang yang beli sepi banget, pendapatannya menjadi sedikit, dan sampai akhirnya selama beberapa bulan kita tutup dan tidak mendapatkan penghasilan sama sekali," tidak dapat penghasilan," ungkap Mbah Mur pada saat menceritakan kepayahan  yang sempat  dialami oleh para pedagang di masa Covid-19.
Namun sekarang ini, semuanya semakin berjalan membaik. Mbah Mur sudah kembali aktif untuk berjualan lagi walaupun bisa dikatakan belum normal seperti dulu.