Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bakwan Goreng Hangat dan Resume yang Baik

27 Agustus 2022   11:58 Diperbarui: 27 Agustus 2022   12:06 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bakwan Goreng Hangat dan Resume yang  Menarik

Gorengan, pemicu kolesetrol tapi sayang untuk dilewatkan. Begitulah kata-kata yang sering saya dengar. Bagi sebagian orang, untuk diet tidak makan nasi mudah saja dilakukan, tapi untuk tidak makan  gorengan? Ampuuunn.. Susah katanya, begitu pun saya. Saya juga termasuk gorengan lovers, apalagi bakwan goreng hangat sambil gigit cabai rawit. Wah, mak nyusss...

Bersumber dari wikipedia, bakwan sebenarnya berasal dari Tiongkok. Pada saat terjadi pertukaran perdagangan dan  budaya, resep makanan pun saling berbaur. Di Indonesia sendiri, umumnya bakwan dibuat dari campuran sayur, tepung terigu, dan bumbu.  Kemudian digoreng di minyak panas hingga kuning kecoklatan. Bakwan yang sudah matang, lalu ditata di piring secantik mungkin.  Bila sudah begitu, siapapun yang melihat pasti tak kuasa untuk segera menyantapnya. Saking lahapnya, makan bakwan pun bisa membuat kita kenyang.

Agar menghasilkan bakwan yang enak, bahan-bahan yang kita pilih haruslah bahan yang segar. Bahan sayur kita kupas lalu kita cuci sampai bersih. Kemudian kita tambahkan  bumbu-bumbu dengan komposisi yang proporsional. Karena jika kebanyakan salah satu jenis bumbu, maka bukannya jadi enak, tetapi aneh rasa bakwan kita.

Begitu juga dengan membuat resume. Membuat resume yang baik, layaknya membuat bakwan . Kita harus mampu mengambil bahan-bahan yang segar dari narasumber. Bahan tersebut kita kupas dengan bahasa kita sendiri dengan tetap melandaskan pada materi narasumber. Jangan selalu menulis ulang narasi narasumber, apalagi tanpa mencatumkan sumber, karena ini bisa masuk kategori plagiarisme. Setelah itu, kita perlu tambahkan bumbu-bumbu dengan informasi lain yang relevan dengan materi narasumber.  Informasi pendukung bisa kita peroleh dari berbagai sumber terpercaya. Penambahan informasi perlu diberikan secara proporsional. Jangan terlalu panjang, karena resume yang terlalu panjang akan membuat pembaca bosan membacanya. Setelah diramu, kita perlu goreng resume kita sampai matang, artinya kita baca kembali supaya kalimatnya terasa runtut dan kohern. Kita perbaiki lagi diksi maupun ejaan yang belum tepat. Setelah kita rasa pas, kita bisa menatanya sesuai aturan penulisan yang benar.  Dengan begitu, akan tercipta resume yang baik, yang membuat siapapun yang membacanya akan merasa betah dan dapat menikmati resume kita. Selain itu juga kenyang karena mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun