Setelah kemarin sempat bertanya-tanya kapan kegiatan kedua dalam rangkaian kegiatan Belajar Menulis Gelombang 27 ini, akhirnya terjawab sudah, bahwa malam ini lah kegiatan kedua dilaksanakan. Awalnya tim panitia mengirim link zoom, saya rasa, saya justru akan kesulitan bila kegiatan dilakukan melalui zoom. Tetapi alhamdulillah kegiatan kedua pun dilaksanakan melalui WA Grup, jadi lebih mudah untuk tetap bisa mendapatkan materi secara utuh meskipun mungkin kita tidak bisa selalu stand by di depan HP.
Kegiatan malam ini dipimpin oleh moderator hebat, yaitu Bapak Da'il Ma'ruf. Layaknya kemarin, moderator memulai kegiatan dengan ontime yaitu jam 7 malam. Diawali dengan perkenalan oleh moderator dan penyampaian judul materi pada malam ini, yaitu MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION. Tema ini terdengar sangat menarik, karena dengan menjadikan menulis sebagai passion, tentu tidak ada paksaan dalam kegiatan menulis yang kita lakukan. Yang menarik dari moderator malam ini adalah, beliau mengaku awalnya juga gaptek tentang blog, tetapi karena kemauan dan tekad belajar yang kuat, akhirnya Pak Da'il berhasil lulus dalam kegiatan Belajar Menulis Gelombang 20. Sebagaimana pepatah MAN JADDA WAJA--- Siapa yang sunggu-sungguh, pasti berhasil. Â Luar biasa, sungguh hebat dan menginspirasi.
Selanjutnya, Â moderator mempersilakan Bunda Sri Sugiastuti sebagai narasumber untuk memperkenalkan diri. Bunda cantik kita malam ini ternyata lebih terkenal dengan sebutan Bunda Kanjeng. Pensaran juga ya kenapa bisa dipanggil Bunda Kanjeng, mungkin pembaca budiman ada yang tahu? Bisa tulis di kolom komenar yaa..
Mengawali kegiatan malam ini, Bunda mengajak peserta untuk membaca artikel yang beliau tulis siang tadi, dengan judul "Healing Lahir Batin". Bahkan bunda akan memberikan hadiah 1 buku karya beliau bagi yang meninggalkan komentar terbaik di artikel beliau. Â Saya pun langsung membuka link tersebut dan meninggalkan komentar disana. Semoga saya beruntung mendapatkan hadiah buku dari Bunda Kanjeng. Aaamiin.
Bunda Kanjeng memang sangat menguasai materi pada malam ini. Beliau mulai menjelaskan tentang pengertian kata passion, bahwa passion atau renjana adalah  suatu gairah yang ada di pikiran kita. Jadi layaknya orang hidup yang membutuhkan gairah menulis setiap saat. Menulis menjadi satu kebutuhan. Bila belum menulis seperti ada yang kurang. Kalau belum menulis belum bisa tidur. Sehingga dalam menulis kita benar-benar bisa menikmati prosesnya.  Bunda melanjutkan bahwa menurut beberapa ahli, menulis  itu satu pekerjaan atau profesi yang mulia. Jangan pernah takut menulis.  Apalagi punya prasangka negatif bahwa menulis itu adalah BAKAT. Ini salah besar. Karena yang sesungguhnya menulis itu adalah keterampilan tertinggi setelah  berbicara, mendengar dan membaca. Jadi jangan pernah berpikir bahwa saya tidak bakat menulis, karena sesungguhnya  setiap orang yang lahir ke dunia adalah pemenang.  Mereka memiliki potensi dari  Allah yang siap dikembangkan. Jangan pernah mengkerdilkan diri sendiri. Maka kita harus mengubah mindset kita, dan buktikan kalau SAYA BISA MENULIS.
Bunda Kanjeng ternyata juga sudah menyiapkan materi berbentuk power point untuk dishare. Dalam ppt yang beliau share sungguh menyajikan ilmu yang memang "daging" semua. Beliau menjelaskan bahwa menulis perlu kita jadikan passion karena kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Selain itu, pekerjaan menulis adalah pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Tetapi sebagai penulis pemula, banyak hambatan yang biasanya ditemui, diantaranya yaitu : merasa tidak berbakat menulis, tidak memiliki waktu, tidak menemukan ide, tidak mau dan enggan dikritik, dan tidak suka menulis. Untuk mengusir hambatan tersebut caranya yaitu dengan mengubah mindset, menyiapkan waktu untuk menulis, jangan baper atau  minder, perbanyak membaca, dan bangun komunitas literasi
Untuk memotivasi kita agar mau menulis, maka kita bisa pancing diri kita sendiri dengan pertanyaan "Mengapa kita menulis?", lalu disusul dengan pertanyaan kedua, " Bagaimana kita menulis?", dan pertanyaan pamungkasnya adalah, "Kapan kita menulis?". Agar terus termotivasi menulis, kita harus memegang hadits Nabi Muhammad yang artinya " Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya." Kita harus niatkan tulisan kita untuk memberikan sebesar-besar manfaat bagi orang lain.
Nah, untuk bisa menjadi penulis yang baik, langkah pertama yaitu kita harus rajin membaca, karena dengan membaca akan membuka wawasan kita, memperkaya kosakata dan diksi yang kita miliki. Langkah selanjutnya, yaitu diskusi, baik itu dengan teman sejawat, teman seperjuangan atau lebih baik lagi jika dengan mentor yang ahli di bidang menulis. Berikutnya kita harus memiliki kepekaan dalam melihat dan merasakan apa yang terjadi di sekitar kita, atau apa yang kita simak di media sosial. Karena hal ini bisa menjadi inspirasi dan menambah khazanah keilmuan kita yang bisa kita gunakan sebagai bekal dalam menulis. Langkah selanjutnya yaitu dengan bersosialisasi dengan orang lain agar kita bisa menyerap hikmah dari setiap peristiwa yang dialami orang lain.
Ada hal-hal yang harus kita persiapkan sebelum menulis, yaitu pertama menggali dan menemukan gagasan ide. Ide bisa kita peroleh dari mana saja. Mungkin dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, tayangan televisi atau youtube, dll. Selenjutnya kita tentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca yang kita tuju. Hal ini sangat penting agar apa yang kita tulis bisa diterima dengan baik oleh pembaca. Selanjutnya yaitu menentukan topik atau tema yang akan diangkat dalam tulisan kita. Selanjutnya membuat outline atas materi yang akan ditulis. Dan yang terakhir adalah mengumpulkan bahan/materi. Dengan mempersiapkan hal-hal di atas, akan mempermudah proses kita menulis, sehingga tidak terjadi stag di tengah-tengah proses menulis karena kita sudah memiliki data dan outline yang runtut.
Bagi penulis pemula hal yang paling utama adalah fokus pada ketekunan tanpa perlu memperhatikan kesempurnaan tulisan. Tulis dulu semampu kita. Kesempurnaan akan terbentuk melalui jam terbang dan kemauan senantiasa menambah referensi bacaan. Adapun setelah kita berhasil menyusun naskah kasar sebuah buku, langkah selanjutnya yaitu : editing, revishing, dan publishing.
Sesi materi dari bunda Kanjeng dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Luar biasa respon dari peserta pada pertemuan kedua ini. Ada banyak sekali pertanyaan yang dikirimkan kepada bunda Kanjeng. Sebagaimana pertanyaan pertama tentang berapa referensi buku yang diperlukan untuk memulai kegiatan menulis. Jawaban bunda dalah disesuaikan dengan kebutuhan. Pertanyaan selanjutnya yaitu tentang waktu yang dibutuhkan mulai dari persiapan hingga siap dikirim ke penerbit, ternyata waktunya berbeda-beda, tergantung jenis buku yang ditulis. Pertanyaan selanjutnya yaitu mengenai cara pemilihan topik yang tepat. Untuk menentukan topik yang tepat kita harus menentukan segmen pasar yang akan kita tuju, sehingga tulisan kita bisa diterima dengan baik oleh pembaca. Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Setiap pertanyaan selalu dijawab Bunda Kanjeng dengan jawaban yang lengkap dan jelas sehingga meningkatkan pemahaman bagi peserta.