Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beci, Jangan Lepas Cangkangmu!

18 Agustus 2022   10:15 Diperbarui: 18 Agustus 2022   10:18 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini Keni si keong dan Beci si bekicot sedang pergi ke pasar bersama. Mereka bertemu banyak hewan lain selama perjalanan menuju pasar. Bertemulah mereka dengan Tiko si tikus.
"Hai Keni, hai Beci, kalian mau kemana" tanya Tiko.
"Hai Tiko, kami mau pergi ke pasar," jawab Keni ramah.

"Keni, Beci lihatlah potongan rambut baruku, keren kan?" tanya Tiko sambil menunjukkan potongan rambut barunya.
"Wah, keren sekali Tiko, andai aku punya rambut sekeren itu," jawab Beci.
"Tapi kau tak mungkin bisa memiliki potongan rambut yang keren sepertiku Beci, kau kan selalu menutup badanmu dengan cangkang," jawab Tiko sambil berlalu pergi.
Rupanya Beci benar-benar menginginkan potongan rambut yang keren seperti Tiko. Tapi bagaimana mungkin, dia kan tidak punya rambut, bahkan tubuhnya selalu tertutup cangkang.
"Keni, aku akan melepaskan cangkang ini, agar rambutku bisa tumbuh seperti rambut Tiko," curhat Beci kepada sahabatnya.
"Kau ini ada-ada saja Beci, jangan berpikir macam-macam lah," kata Keni.
Keesokan harinya, Beci benar-benar melepaskan cangkangnya dan berusaha menumbuhkan rambutnya dengan mengoleskan daun seledri di kepalanya. Dia berharap seledri itu akan segera menumbuhkan rambutnya dengan lebat. Hari berganti hari rambut Beci tak juga tumbuh. Ia mulai merasa kedingingan saat hujan turun dan kepanasan saat terik matahari menyengat tubuhnya. Keni selalu menasihatinya agar ia kembali memasang cangkang di tubuhnya, tetapi Beci selalu menolaknya.

Hingga suatu hari ada seekor ular yang datang menghampiri Keni dan Beci. Ular itu mengamati kedua sahabat itu dengan seksama. Beci dan Keni sangat ketakutan. Keni langsung bersembunyi di balik cangkangnya yang keras, sedangkan Beci tak tahu harus bersembunyi dimana. Mulut ular itu sudah siap menangkap Beci, tetapi tiba-tiba seekor burung elang menyambar ular itu. Ular itu dibawa terbang oleh burung Elang. Beci benar-benar lega. Ia menyadari bahwa cangkang sangat penting untuk melindungi dirinya dari panas, hujan, dan bahaya yang mengintainya.Sejak saat itu Beci tak pernah melepas cangkang dan selalu membawa cangkangnya kemanapun ia pergi.

Pesan moral : Syukurilah setiap pemberian yang Tuhan berikan kepada kita.

Siti Fatimah

18.08.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun