Mohon tunggu...
Siti Mardiyanti
Siti Mardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menulis,dan berhubung ada tugas kuliah yang mengharuskan saya menulis artikel. Saya akan memberikan kemampuan terbaik yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemajuan Bangsa

23 April 2024   22:22 Diperbarui: 23 April 2024   22:39 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, generasi muda dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk membangun masa depan yang lebih baik . Sejarah telah membuktikan bahwa negara-negara maju di dunia adalah mereka yang memberikan prioritas tinggi pada pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas.

Salah satu contoh nyata adalah Finlandia. Negara Nordik ini dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Pemerintah Finlandia telah lama menyadari bahwa investasi dalam bidang pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Hasilnya, Finlandia kini menjadi salah satu negara dengan tingkat melek huruf , prestasi akademik , dan inovasi teknologi yang sangat tinggi.

Tidak hanya Finlandia, di banyak negara lain pun, kemajuan yang dicapai tidak lepas dari peran penting pendidikan. Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok adalah beberapa contoh negara yang telah berhasil memacu kemajuan dengan memprioritaskan pembangunan sektor pendidikan. Mereka memahami bahwa sumber daya manusia yang terdidik dan terampil adalah aset berharga bagi kemajuan bangsa.

Di Indonesia sendiri pada tahun 2020-2023 hasil survei menunjukkan lebih dari 70% penduduknya mayoritas di usia produktif, namun kenyataannya masih banyak dari mereka yang hanya mengenyam pendidikan di tingkat sekolah dasar sampai menengah atas, tidak banyak yang melanjutkan sampai ke tingkat universitas. 

Hal ini menyebabkan kualitas sumber daya manusia yang kurang kompeten dan kurang bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Menyebabkan banyak sekali warga negara asing yang bekerja di Indonesia, sementara tingkat pengangguran di negeri kita sendiri masih terbilang tinggi.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan banyak sekali anak-anak muda di Indonesia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Diantaranya disebabkan oleh masalah perekonomian, lingkungan pergaulan , dan pola pikir masyarakat yang masih kuno.

Masalah perekonomian menjadi salah satu alasan banyak sekali anak muda yag tidak melanjutkan pendidikannya, ketidakmampuan orang tua untuk membiayai sekolah anaknya mengingat biaya pendidikan khususnya kulliah yang tergolong mahal untuk kalangan bawah dirasa menjadi masalah utama. 

Anak yang memiliki mimpi untuk bisa berkuliah, harus merelakan impiannya itu kandas karena perekonomian keluarga yang tidak medukung. Hingga akhirnya banyak sekali anak di bawah umur yang tidak sekolah dan memilih untuk bekerja membantu perekonomian keluarga. Miris memang, mereka yang sangat ingin belajar menimba ilmu . Namun dihalangi kenyataan yang tidak bisa mereka lawan.

Lingkungan pergaulan juga mempengaruhi minat anak untuk bersekolah. Jika kebanyakan di lingkungan pergaulannya tidak bersekolah, maka anak-anak cenderung akan mengikuti perilaku teman-temannya itu. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam hal ini menjaga agar anaknya bergaul di lingkungan yang tepat. Apalagi di era digital yang berpengaruh sangat besar bagi anak. Orang tua harus senantiasa mengawasi anak-anaknya dalam bermain gadget. Agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas yang berujung merugikan diri sendiri.

Terakhir pola pikir masyarakat yang masih kuno, hal ini kebanyakan terjadi di daerah pedesaan. Kebanyakan masyarakat di desa masih mempercayai tradisi yang sudah tidak relevan di zaman sekarang. Seperti kepercayaan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah terlalu tinggi karena pada akhirnya akan mengurus rumah. 

Ada lagi yang menyatakan bahwa untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika banyak sekali lulusan S1 menjadi pengangguran. Tentunya hal ini tidak dibenarkan, karena baik perempuan maupun laki-laki memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik lagi. Mau berhasil atau tidaknya nanti , kembali lagi kita manusia hanya bisa berusaha dan Tuhanlah yang memutuskan jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun