Berapa lama, pandemi telah hadir di tengah-tengah kita? Menghitung bulan pun, jari kaki dan tangan sudah tidak muat. Jangankan menghitung jam yang berlalu, sudah berapa kali hari berganti belum pula usai.
Sayangnya, hidup terus berlangsung tanpa menjeda sejenak pun. Hari bergulir minggu menjadi bulan dan tahun terlewatkan. Tentang hidup, masih seperti kemarin. Membutuhkan amunisi untuk tetap bertahan.
Sekarang?
Para pekerja kantoran mulai mengepak alat tulis yang kemarin berserakan di meja kerja dalam rumah. Para pelajar, mulai terbangun pagi meneriakkan dimana tas punggung juga kaos kaki mereka di simpan. Tidak lupa, para pelaku lapangan mulai bergegas mengatur jadwal, lokasi mana yang akan dituju pertama kali.
Kebutuhan hidup masih harus dipenuhi setiap harinya. Pandemi, kini bukan lagi alasan untuk duduk di sudut kamar tidur atau mengintip lewat jendela yang terbuka. Kita sekarang harusnya berdampingan baik dengan kondisi yang sedang tidak bersahabat.
Bisakah kita bertahan?
Bisa dan memang harus bisa, atau kita akan tergilas dengan perputaran roda yang semakin kencang berputar.
Untuk itu, sebelum kembali memulai apa yang kemarin terjeda. Kita butuhkan senjata dan juga perisai perlindungan diri. Kali ini, kita memenuhi kebutuhan bukan lagi hanya dengan saingan yang terdeteksi dua mata. Kita juga bersaing dengan apa yang tidak terlihat.
Lalu bagaimana kita bertahan?