Pembelajaran kontekstual (Contextual theaching learning) yaitu pembelajaran yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang diajarkn dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dengan kehidupan mereka sehari- hari. Hal ini melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu ; konstruktivisme (constructivism), bertanya ( quetioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning commonity), pemodelan (modeling), refleksi (Reflection) dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).
Pengajaran dan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Lerarning) pembelajaran melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan penting yang membantu menghubungkan konteks pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata. Menggabungkan keduanya membantu siswa menemukan makna dalam belajar. Saat siswa mengerjakan tugas. Secara aktif memilih, mengatur, mengelola, menyentuh, merencanakan, mengeksplorasi, mempertanyakan, memutuskan, belajar berhubungan dengan situasi kehidupan, dan menemukan makna (Poedjiati, 2005). "CTL (Contextual Teaching and Learning) memungkinkan guru untuk saling terhubung, membandingkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata siswa, dan mengeksplorasi interaksi antara pengetahuan yang dimiliki siswa dan penerapannya dalam kehidupan. Ini adalah konsep pembelajaran yang memfasilitasi. anggota keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini, siswa memiliki pemahaman yang utuh tentang apa arti belajar, apa manfaat belajar, bagaimana mereka belajar, dan apa manfaat belajar mereka di masa depan. Dalam hidup mereka, mereka bekerja keras untuk mencapai hal inimereka bekerja keras untuk mencapainya. Pembelajaran ini lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do), siswa tidak sekedar pendengar pasif. Pembelajaran inimengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman nyata (real word learning), berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasikkan, tidak membosankan, (joyfull and quantum learning) dan menggunakan berbagai sumber belajar.
Dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PPKN) Istilah pendidikan kewarganegaraan juga mencakup konsep pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan memperluas inti demokrasi politik dengan memasukkan sumber-sumber pengetahuan lain dan pengaruh positif, sebagaimana dikutip dari berbagai pendapat ahli tentang konsep pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), akan terjalin suasana belajar yang mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, guru kreatif. bertindak secara demokratis dalam persiapan kehidupan demokrasi di Pancasila dan UUD 1945. diolah sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945, melalui proses dan upaya, membentuk warga negara yang baik, setia kepada bangsa dan negara Indonesia, dengan berpikir, berpikir dan bertindak untuk dirinya sendiri Pendekatan Pembelajaran Warga Negara Indonesia (CTL) Menggunakan Pendekatan PembelajaranContextual Teaching and Learning Cooperative, Discovery, Inquiry, Interactive, Exploration, Critical Thinking, dan Problem Solving.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H