Mohon tunggu...
SITI MAGHFIROH
SITI MAGHFIROH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Edukasi

Mahasiswa Angkatan 2020 Jurusan HKn Universitas Negeri Malang La tahzan innallaha ma’ana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Melalui Media Sosial Mengenai "Sampah Menumpuk Ekosistem Alam Terganggu"

1 Desember 2021   04:45 Diperbarui: 8 Desember 2021   07:46 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di balik berbagai macam permasalahan lingkungan di Indonesia yang beragam dari tahun ke tahun mulai dari permasalahan pencemaran udara, pencemaran tanah atau pun juga pencemaran air, masalah yang paling mendominasi hingga saat ini adalah masalah sampah.Sampah itu sendiri adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah melalui berakhirnya suatu proses dari proses industri ataupun rumah tangga. Jadi bisa diartikan sampah merupakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah proses dan penggunaannya berakhir. Material sisa yang dimaksud disini adalah sesuatu yang berasal dari manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang sudah tidak terpakai. Dalam bentuk nya sendiri wujud dari sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair ataupun gas. Jika dibedakan dari sifat organiknya, sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai oleh mikroorganisme atau yang bisa membusuk, seperti contoh sampah sisa makanan, sayuran, dedaunan dan lain sebagainya. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai, bahkan cenderung susah untuk diurai oleh mikroorganisme. Contohnya seperti sampah plastik, kaleng, kaca dan lain sebagainya.

Masalahnya sekarang ini kita juga tanpa sengaja memberikan sampah pada lingkungan sekitar. Karena pada zaman pandemi seperti sekarang, orang-orang lebih memilih berbelanja secara online karena diharuskan untuk berdiam diri dirumah dibandingkan berbelanja secara langsung. Contohnya seperti kita berbelanja melalui media online dan wadahnya akan terbuang secara cuma-cuma yang kemudian akan menjadi sampah. Seperti contoh bubble wrap, wadah makanan dan lain sebagainya. Hal ini bisa terjadi beberapa diantaranya karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan dari masyarakat Indonesia tentang mengelola sampah. Sehingga masyarakat sekitar tidak tahu tentang dampak dan apa saja keuntungan jika bisa menerapkan pengelolaan sampah dengan baik.

Untuk menyelesaikan permasalahan tentang kurangnya pengetahuan dan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan sampah ini, solusi yang bisa dilakukan di zaman digital saat ini bisa dilakukan sosialisasi melalui media sosial Dengan media sosial bisa menjadi sarana sosialisasi yang murah dan efektif bagi instansi pemerintah jika benar-benar dikembangkan dengan serius. Isi konten yang menarik secara visual dinilai lebih mampu menarik perhatian masyarakat terkait sosialisasi yang disampaikan. Selain itu biaya yang dikeluarkan hampir tidak ada jika sosialisasi melalui medsos, sehingga sudah pasti lebih efisien daripada dengan cara-cara lama seperti mengumpulkan stakeholders di suatu tempat lalu datang langsung ke lokasi untuk menjelaskan. Sehingga kami mahasiswa angkatan 2020 jurusan HKn Universitas Negeri Malang yang terdiri atas Siti Maghfiroh, Wilda Elma Elviani, Sandi Maulana Febimantoko, Putri Oktaviani Dewi dan Vinka Rahma berinisiatif dan sepakat untuk menggunakan media sosial dan memilih platfrom Instagram dan youtube @pedulisampah1__ sebagai sarana pemecah masalah. Kami memberikan pembekalan materi mengenai bahaya sampah dan cara penanggulangannya. Followers juga diberitahu tentang informasi berapa lama sampah terurai, info mengenai bank sampah, bahaya limbah medis dan bagaimana cara mengelola sampah penanganan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi sampah selanjutnya adalah dengan memilah sampah organik dan anorganik yang kemudian kedua jenis sampah tersebut dapat kita pilih lagi untuk didaur ulang menjadi barang yang memiliki nilai jual yang tinggi.


Harapannya dengan adanya sosialisasi atau media yang mengkampanyekan gerakan peduli sampah masyarakat baik dari golongan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun mempunyai kesadaran akan bahaya dan pentingnya sampah yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. selain itu harapannya adalah masyarakat dapat memiliki kreativitas terutama kalangan anak remaja untuk bisa mengubah sampah menjadi benda yang memiliki nilai jual ataupun benda yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun