Adik perempuan saya memang aneh. Usianya 18 tahun, dan kami tinggal berjauhan. Beberapa hari lalu saya meneleponnya dan menanyakan, "bagaimana puasanya hari ini?"
Lalu dia menjawab dengan nada ketus, "hari ini ngga puasa, hari pertama mens!"
Aku heran, "kok ketus begitu sih?"
Ia menjawab, "ya males aja, aku pengennya puasa terus ngga pake bolong-bolong!"
"Eits, jangan begitu dong dek. Mens itu nikmat Tuhan, tandanya kamu perempuan subur dan sehat. Jangan ikut-ikutan puasa ya, kalau lapar ya makan aja. Asal jangan makan di depan orang yang berpuasa."
"Terserah deh..."
Hmmh... Anak gadis yang satu itu memang begitu. Sejak tahun pertama  ia tidak lagi menjalankan ibadah puasa dengan sempurna, bawaannya selalu ngedumel jika mens-nya datang. Parahnya, ia selalu saja ikut-ikutan puasa, alias tidak makan dan minum seperti orang yang berpuasa. Padahal kan orang yang sedang mens dilarang untuk berpuasa.
***
Saya jadi ingat saat belajar agama di sekolahan, saya diajari bahwa orang yang sedang mens dan nifas itu dilarang berpuasa karena ia sedang dalam keadaan mengeluarkan darah, alias sedang tidak suci. Jadi ia tidak bisa melaksanakan ibadah wajib seperti solat  karena tidak memenuhi syarat sah sholat yaitu bersih dari hadas. Hanya sebatas karena alasan tidak suci saja, tidak lebih.
Kemudian setalah masuk sekolah tinggi dan belajar lebih lanjut mengenai kesehatan, saya jadi berpikir ternyata ada hikmah yang tersirat kenapa perempuan yang sedang mens itu tidak dibolehkan berpuasa.
Ditinjau dari segi kesehatan, perempuan yang sedang mens kehilangan darah secara terus menurus dalam kurun waktu 3-7 hari. Lamanya tergantung siklus menstruasi masing-masing, dan banyaknya darah yang keluar berkisar antara 20-80 ml satu kali siklus. Kehilangan darah yang terus menerus mengakibatkan perempuan lebih gampang lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun, serta rentan terkena anemia karena melalui darah yang keluar tersebut ia kehilangan mineral zat besi yang sangat penting bagi tubuh.