Pahit manis kehidupan sudah ia jajahi. Omongannya yang asal jeplak, ketus sejenis judeslah, seakan gambaran pengalaman hidupnya yang keras dan ungkapan isi hatinya yang gundah.Â
Ketika Elvina pertama kali ngobrol, ia dibuat kaget ketika baru pertama kali memiliki teman yang ucapannya asal jeplak. Terutama Elvina yang dulunya ketika di MTs berteman dengan anak yang tergolong pendiam dan gak banyak oceh.Â
"Goblok anaknya tuhh"
Seketika Elvina mbrebes mili mendengar ucapan Ava. Terlalu polos banget sifat Elvina dan baperan tingkat dewa.Â
****
Kondisi kelas yang ramai, seketika hening ketika seorang laki-laki muda dengan tinggi sekitar 185 cm masuk ke ruang kelas. Seragam batik coklat seakan cocok dengan bahu lebar dan dadanya yang terlihat bidang.Â
"Selamat pagi"
Suranya yang berat,semakin memikat hati anak satu kelas. Terutama Elvina yang telah lama tak sedekat ini dengan seorang laki-laki. Sedangkan Ava, menatap biasa laki-laki itu tanpa terlihat tertarik sedikitpun.Â
Dialah Pak Zaki, pemuda berkulit sawo matang itu baru dua tahun menjadi alumni Universitas Negeri di Kota Pendidikan. Menjadi alumni jurusan psikologi membuat ia memilih menjadi guru BK terlebih dahulu untuk mengawali karirnya. Terkadang di sore hari ia selingi mengajar di TPQ dekat sekolah, untuk membantu menjaga hafalan qur'annya.
Sosok yang selalu perhatian terhadap semua muridnya, terutama ketika muridnya memiliki masalah. Ia akan selalu ada untuk mereka. Ya sesuai tugasnya membantu mengatasi permasalahan yang dialami peserta didik.Â
Beberapa orang salah menilai sikap perhatiannya, begitu pula dengan Elvina. Inilah Elvina, gadis yang mudah baper.Â