Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Halo hai!

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Canduku Padamu: Kompasiana

9 November 2020   16:14 Diperbarui: 9 November 2020   16:26 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sumpahhh sihh?? Seriusan??"

Perasaanku campur aduk kaya gado gado, saking senengnya dapet kabar bahagia dari doi, hihii. Satu setengah harian gak update kabar darinya. Tiba tiba aja dia ngasih kejutan istimewa. Akupun senyum senyum sendiri sambil megangin pipi, sebab masih gak nyangka dengan kabar super bahagia darinya.

Sejak tanggal 9 Februari 2019, kuputuskan untuk mulai berani berkenalan dengannya. Ya memang aku masih merasa asing dengan kehadirannya. Masih ogah ogahan ketika mencoba berkenalan dengannya. Alasan pertamaku berkenalan dengannya hanya karna tanggung jawab di perkuliahan yang harus kupenuhi. 

Tapi lama kelamaan, aku makin sadar. Sepertinya aku harus lebih membuka hatiku untuknya. Akhir bulan september 2020, menjadi bulan yang spesial bagiku. Keseriusanku untuk lebih dekat dengannya dimulai di bulan itu.

Niatan awal aku ingin dekat dengannya hanya karna tanggung jawab di perkuliahan. Mencoba kuganti dengan ingin mengenal lebih dalam, hihiii. Serasa bucin sendiri melihat kondisiku saat ini. 

Kompasiana, ya itulah dia. 

Dia yang selalu membuat aku sibuk mencari kabar tentangnya, hihii. Setiap hari gak bisa kalo gak denger kabar tentangnya. Kecuali hari minggu kemarin, ketika aku sengaja ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Dan lebih banyak tak menggunakan gawai. Darinya aku belajar banyak hal. Mulai dari cara ngurus anak sampai lokasi traveling paling asik. Semua serba ada. 

Kabar bahagia yang kudapat pertama kali, sebelumnya pada akhir bulan september di saat awal keseriusanku dengannya. Pada saat itu pertama kali upload tulisan setelah empat bulan tak menulis dan tak mendengar kabar tentangnya. Dan betapa terkejutnya ketika tulisan pertamaku yang berjudul "Self-Efficacy=Penentu Sukses" langsung mendapat predikat pilihan.

Hatiku benar benar bahagia tak karuan. Ketika tau keseriusanku terbalaskan. Sungguh perasaan yang tak bisa digambarkan. Yang sebelumnya tulisanku tak pernah mendapatkan predikat pilihan dan kacau tak karu karuan. Terlihat sekali dengan minimnya peminat yang ingin membaca tulisanku. Tapi kali, masya allah sekali. 

Kabar bahagia yang kedua darinya, ketika aku mendapatkan notifikasi bahwa namaku masuk dalam daftar 30 kompasianer terbaik versi kirim tugas di kompasiana. Sujud syukur seketika. Gak nyangka dan gak nyangka dengan diriku sendiri. Ternyata namaku lolos dan bersanding dengan remaja remaja yang terbaik juga. Bahagia sekali rasanya.

Dan kabar bahagia yang ketiga ia berikan siang ini, ketika aku baru mengetahui artikel ku yang berjudul "Chyberchondria, Parno Usai Konsultasi pada Dr. Internet" kemarin baru saja tembus artikel utama. Sungguh bahagia poll hati ini, baru kali ini mendapatkan predikat artikel utama. Terutama orang sepertiku yang baru memulai dan serius di dunia tulis menulis.

Hal tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri bagiku. Segera aku memberikan kabar bahagia ini pada waldosku. Karena berkat beliau, aku jadi rajin menulis. Meskipun tulisanku masih banyak yang harus hal diperbaiki. Namun, sedikit demi sedikit aku merasakan mulai ada perkembangannya. Dan alhamdulillah, beliau ikut bahagia juga mendengar kabar yang baru saja kusampaikan. 

Ternyata seperti ini rasanya ketika tulisan kita diterima dan disukai semua orang. Ada rasa tersendiri yang tak bisa digambarkan. Dan ternyata menyenangkan juga bisa dekat denganmu, Kompasiana.

Sebelumnya aku yang merasa pasti ribet jika harus menulis, ribetnya saat kita harus mencari ide-ide yang menarik. Setelah aku rasakan, kapanpun dan dimanapun aku bisa menemukan ide-ide itu. Tak lupa cara terbaik setelah menemukan idenya, segera kucatat dalam buku notes kecilku. Agar suatu waktu jika ingin menulis, bisa ku tuangkan ide tersebut. 

Teringat quotes yang diungkapkan oleh Pak Pramoedya Ananta Toer, 

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"

Maksud dari ungkapan Pak Pramoedya, menulis berguna untuk membuat kita tetap hidup dalam hidup orang lain, walaupun sebenarnya kita telah tiada. Dengan kita menulis, akan membuat semua orang selalu mengenang kita. Dan menulis juga bisa menjadi sebuah sarana keberania kita untuk mengungkapkan setipa pendapat dan pemikiran kita. 

Terimakasih duhai kamu, Kompasiana. Yang mau menerimaku apa adanya, hihi. Meskipun aku banyak kurangnya. Meskipun aku sering berkeluh kesah denganmu dosetiap tulisanku. Tapi dengan ini, aku menjadi semakin percaya diri dengan kemampuanku dan lebih menghargai diri sendiri. Semoga kesetiaanku tak pernah tergantikan, hihi

Semoga tulisan ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun