Mohon tunggu...
Siti Khusnul Khotimah
Siti Khusnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis buku A Good Change: sebuah penerapan filosofi Kaizen bagi yang sedang berada di titik terendah. Menulis seputar Self-Improvement, Growth Mindset, dan Tips Penunjang Karir. Yuk berkawan di IG dan TT @sitikus.nl ✨ Salam Bertumbuh 🌻🔥

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Naik KRL sampai Stasiun Nambo: Sensasi 'Lost in Rock Bottom'

23 Oktober 2024   15:43 Diperbarui: 23 Oktober 2024   16:15 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salah satu armada milik KAI (foto: dream.co.id)

Naik kereta api.. tut.. tut.. tut..

Siapa hendak turut?

Itulah sepenggal lirik lagu anak-anak yang terngiang saat naik kereta. Dulu, kereta sebagai angkutan umum masih menggunakan tenaga uap. Makanya berbunyi tut.. tut.. tut..

Sekarang, kereta sudah bergerak menggunakan listrik. Kereta Rel Listrik (KRL). Sehingga bunyi tut.. tut.. tut.. yang terdengar berasal dari peluit kereta. Ikonik banget, kan?

Sebagai pengguna jasa KRL yang melintasi Jabodetabek, saya punya pengalaman berkesan yang tak terlupakan. Sesuai judul di atas, saya pernah nyasar naik KRL hingga ke Stasiun Nambo!

Tinggal di pelosok kabupaten namun sumber penghidupan ada di kota membuat saya harus pulang-pergi setiap harinya. Mobilitas menggunakan KRL Jabodetabek jadi andalan saya sejak tahun 2017. Berangkat sebelum matahari terbit. Pulang setelah matahari terbenam. Tentu membuat kondisi badan lelah hingga fokus jadi berkurang.

Hari itu, saya bangun kesiangan. Dengan segenap kekuatan saya segera menyambar outfit kerja, tas, dan keperluan lainnya lalu tancap gas ke stasiun. Saya berangkat dari stasiun KRL paling timur dari Jakarta, Stasiun Cikarang.

Dari Stasiun Cikarang, saya turun di stasiun transit, Stasiun Manggarai. Tanpa mendengarkan dengan seksama informasi tujuan kereta yang tiba/berangkat, saya naik di Jalur 6 (kereta Bogor). Saya berharap segera sampai di Stasiun Bogor dengan selamat. Saat itu sudah pukul 9, sudah terlambat untuk menghadapi drama lainnya.

Begitu tiba di Stasiun Citayam, kereta berbelok menuju jalur Cibinong yang berakhir di Nambo.

Saat itulah saya tertegun. Kaget. Panik. Putus asa. Semakin jauh dari stasiun akhir tujuan perjalanan saya, Stasiun Bogor. Meskipun masih sama-sama berlokasi di Bogor, lokasi Stasiun Nambo berada jauh dari kota Bogor. 

Itulah alasan sebagian orang melabeli Stasiun Nambo sebagai Stasiun Rock Bottom, saking jauhnya dari peradaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun