Siapa yang tidak kenal Bekasi?Â
Berlokasi di sebelah timur Ibukota Jakarta dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam menuju pusat kotanya.Â
Kota Bekasi yang hiruk-pikuk dengan lalu lintas kendaraan bermotor, dan lalu lalang berbagai macam manusia memenuhi ruang dari satu tempat ke tempat lainnya, membuat kota ini selalu padat dan tidak kenal kantuk.Â
Tidak jauh berbeda di Kabupaten Bekasi, yang dapat ditempuh selama perjalanan 2 jam menggunakan kendaraan bermotor. Kondisi jalanan yang macet, lampu merah di setiap pertigaan, gang-gang sempit dipenuhi kendaraan yang keluar-masuk, adalah pemandangan lumrah--layaknya kota-kota urban.Â
Tetapi ada yang berbeda. Slogan "Bekasi Bersinar" tentunya memiliki makna filosofis yang tidak hanya berarti sebagai "Macan Metropolitan". Sebagaimana kehidupan di alam rimba, untuk dapat bertahan hidup dalam kultur masyarakat urban, adalah dengan saling menyikat dan menyikut satu sama lain.Â
"Sinar" dari Kabupaten Bekasi tidak melulu berasal dari gedung-gedung pencakar langit, ataupun devisa tahunan yang menjanjikan dari potongan pajak perusahaan di kawasan industri. "Sinar" yang dimaksud tidak selalu tentang tingginya UMK pekerja buruh. "Bekasi Bersinar" mencerminkan citra optimis dalam menghadapi dinamika kehidupan sosial-digital.Â
Sinarnya Bekasi dapat kita temukan di suatu tempat di Kabupaten ini, yang terletak paling jauh dari hiruk-pikuk industri. Tempat itu secara administratif di kenal dengan Desa Kertarahayu.Â
Desa ini menawarkan destinasi wisata yang tidak akan kalian temukan di tempat lain se-Bekasi Raya. Desa ini menawarkan ketenangan dan keteduhan dengan citra yang masih alami, dipenuhi dengan pepohonan sepanjang jalan utama. Desa ini lah yang penulis anggap sebagai makna filosofis dari slogan "Bekasi Bersinar". Sinar yang hangat dan menyegarkan untuk tumbuh, juga untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Hal yang paling menonjol dari Desa Kertarahayu adalah banyak ditemukan tanaman salak yang tumbuh subur sepanjang desa ini. Salak yang berasal dari desa ini pun ada banyak ragamnya, dengan ciri khas utama manis-asam disertai rasa sepat yang menyegarkan. Salak dari desa ini berbeda dengan rasa salak dari daerah lain. Tentunya, di Kabupaten Bekasi tidak ada tempat ideal untuk menumbuhkan tanaman salak, selain di Desa Kertarahayu.Â
Mungkin, dari teman-teman belum banyak yang mengenal desa ini. Berbeda dengan daerah lain di Kabupaten Bekasi, desa ini menawarkan pengalaman wisata yang belum pernah ada di Bekasi sebelumnya. Salah satunya adalah Wisata Kampoeng Kita, yang terletak tidak jauh dari gapura penanda desa.Â