Ciee.. Kamu yang membaca artikel ini pasti sedang kasmaran dengan seseorang, betul?Â
PDKT yang merupakan singkatan dari "pendekatan" adalah proses sebelum memulai hubungan percintaan dengan seseorang yang selalu membuat hati kita berbunga-bunga.Â
Banyak orang menilai PDKT adalah proses yang kritis, karena tingkat keberhasilan menuju hubungan selanjutnya tidak hanya tergantung dari upaya dan kesungguhan kita terhadap calon pasangan atau bahasa kerennya, crush. Tetapi, keberhasilan PDKT juga dapat dilihat dari respon calon pasangan terhadap upaya kita tersebut.Â
Rumit, bukan?Â
Ada yang terlalu optimis memberikan bunga dan puisi kepada yang tercinta, berharap pemberian itu akan kembali dalam bentuk "cinta" yang lain. Biasanya, saat kita optimis ketika melakukan pendekatan, indikator yang kita jadikan tolak ukur adalah perhatian calon pasangan terhadap kegiatan kita. Entah berupa prioritas dalam komunikasi, keinginan untuk bertemu, hingga mentraktir makan dan mengantar pulang.Â
Semua pemberian itu adalah pernyataan dari perasaan indah yang membuat kita menjadi sering terjaga di tengah malam, lalu menunggu dengan perasaan cemas di pagi harinya. Menunggu pesan balasan.
PDKT dapat membuat kepercayaan diri dan keberanian kita meningkat. Kita perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai "makanan favorit doi", "film kesukaannya", "tempat yang ingin dikunjungi", dan lain sebagainya.Â
Tetapi, rasa cemas kita sebetulnya berasal dari pertanyaan sederhana "Bagaimana si dia melihat saya selama ini?"
Semua upaya dan kesungguhan itu menjadi tidak ada artinya, apabila calon pasangan ternyata hanya "menghargai" segala bentuk cinta yang kita berikan. Doi yang selama ini kita prioritaskan dan selalu kita pedulikan, ternyata hanya sungkan untuk menolak perhatian kita.Â
Kalau sudah begitu, bagaimana nasibnya perasaan ini yang sudah terbang tinggi dan mengharapkan sesuatu yang lebih?Â