Mohon tunggu...
Siti Khoiriyah
Siti Khoiriyah Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Masak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepasang sepatu untuk Ardi

28 Desember 2024   10:12 Diperbarui: 28 Desember 2024   10:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SEPASANG SEPATU UNTUK ARDI

Ardi menatap kakinya yang telanjang, Berdebu oleh tanah kering di halaman sekolah. Anak lelaki itu menghela nafas panjang. Disudut matanya, ia melihat teman-temanya berlari-larian, sepatu mereka bersih dan mengkilap, seperti baru keluar dari toko.

Setiap pagi, Ardi harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer dari rumah ke sekolah. Dengan sandal jepit yang sudah hampir putus, ia harus berhati-hati melewati jalan berbatu dan genangan air musim hujan. Tapi, Ardi tidak pernah mengeluh. Ia tahu, untuk membeli sepasang sepatu baru adalah kemewahan yang tak bisa ia mintadari ibunya.

Ibunya hanya seorang buruh cuci yang bekerja dari pagi sampai petang. Sejak ayah Ardi meninggaltiga tahun lalu, hidup mereka menjadi lebih sulit. Kadang-kadang, mereka hanya minum air putih dan makan nasi seadanya. Namun, Ibunya selalu mengatakan,"Pendidikan itu penting Di, Sepatu bisa menunggu, tapi ilmu tidak".

Suatu hari, Ketika Ardi sedang berjalan pulang dari sekolah, ia melihatsebuah toko sepatu dipasar kecil desa. Di etalase, ada sepasang sepatu hitam yang tampak sangat nyaman. ia berhenti sejenak, memandangi sepatu itu. Dalam hati ia berjanji, suatu hari nanti ia akan memiliki sepatu seperti itu, mesti harus menunggu lama.

Keesokan harinya, Ardi memutuskan untuk membantu ibunya bekerja. Ia mencuci piring di warung kecil milik Pak Hasan sepulang sekolah. Mesti lelah, senyumnya tak pernah hilang. Setiap minggu, ia menyisihkan sedikit uang hasil kerjanya untuk membeli sepatu itu.

Hari-hari berlalu, Ardi semakin rajin bekerja agar uang segera terkumpul. Tiga bulan sudah berlalu, tabunganya cukup untuk membeli sepatu impianya. Dengan hati yang agak gugup karena nggak sabar ingin membeli sesuatu yang dia ingingkan. Ardi sudah nyampai di toko tersebut. Nama bapak tua di toko tersebut adalah Pak Wandi, Pak Wandi tersenyum melihat semangat Ardi. "Kamu beli sepatu ini untuk apa, Nak?" tanya Pak Wandi.

"Untuk sekolah, Pak," Jawab Ardi sambil tersenyum. "Supaya saya bisa belajar dengan nyaman."

Pak Wandi terharu, ia tahu perjuangan anak itu. Dengan lembut, ia berkata, "Kalau begitu, sepatu ini adalah hadiah untukmu. Tabunganmu simpan saja untuk keperluan lainnya."

Ardi tertegun. "Tapi, Pak, saya sudah menabung lama sekali untuk membeli sepatu ini..."

Pak Wandi hanya tersenyum. "Anak yang semangat berjuang seperti kamu layak mendapatkannya. Anggap saja ini sebagai hadiah karena kamu semangat bekerja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun