Suatu hari, datang seorang tetangga ke rumah. Ia mengeluhkan status whatsapp dari seseorang yang selama ini dekat dan sudah menjadi tetangganya bertahun-tahun. Menurutnya status whatsapp tetangga depan rumahnya itu tak hanya menyindirnya namun juga melontarkan hinaan kepadanya. Subhanallah! Sejak saat itu saling berbalas status sindiran dan hinaan pun terjadi. Yang akhirnya terjadilah perang status whatsapp story.
Menyikapi persoalan seperti hal yang disebutkan di atas memang membutuhkan kearifan personal yang tak bisa lepas dari peran digital teknologi yang semakin berkembang dewasa ini.
Digitalisme yang mendunia telah banyak mengubah sikap dan sudut pandang seseorang terhadap gaya hidup. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi yang memunculkan berbagai ide dalam aplikasi, kini semakin memudahkan langkah seseorang melakukan berbagai hal. Namun hal ini hendaknya dibarengi dengan kematangan dalam pola berpikir.
Menentukan pola pikir efektif antara lain dengan cara:
Mengubah mindset negatif menjadi positif
'Dunia bagaikan ada di ujung jari-jari'
Sebuah ungkapan yang tak asing bagi kita. Disadari atau tidak, digital merupakan alat bantu untuk memudahkan layanan. Kita yang harus mengendalikan bukan kita yang dikendalikan digital.Â
         Â
Menggunakan digital untuk hal-hal yang bermanfaat
Memanfaatkan digital untuk hal-hal yang bermanfaat dapat dilakukan dengan sharing hal-hal positif yang menginspirasi. Mempromosikan barang dagangan, atau hal-hal yang bersifat positif lainnya.
Mengubah kebiasaan
Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah menggunakan waktu luang untuk hal-hal yang lebih produktif. Hindari nongkrong yang tidak menghasilkan apa-apa atau membuang waktu untuk hal yang sia-sia.
Masuk dan belajar ke dunia orang-orang positif
Mencoba masuk dan belajar mencontoh orang-orang yang sukses dapat menjadikan hidup kita lebih berarti. Temukan dan kembangkan hobi atau kemampuan yang mampu mengubah hidup menjadi lebih baik. Terutama untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan.
Melatih diri mengontrol emosi
Melatih kesabaran dan berusaha mengontrol emosi menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang. Semakin tinggi tingkat kedewasaan seseorang maka akan semakin arif dan bijaksana perilakunya. Tidak akan mudah tersulut emosi sesaat.
Memanfaatkan potensi diri
Setiap manusia diciptakan dengan kemampuan dan bakat yang berbeda-beda. Gali terus potensi diri sampai kita benar-benar menemukan kenyamanan di zona tersebut dan bisa menikmati manfaatnya.
Memperbaiki sikap
Tinggalkan jejak digital yang baik untuk next generation yang bisa dicontoh dan ditiru. Bagaimanapun jejak digital itu tak dapat dihapus begitu saja dengan mudah dan masih akan tetap terbaca meski sudah berpuluh-puluh tahun lamanya.Â
Jika tidak bisa berkata baik maka lebih baik diam
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam" (HR. Muslim no. 222).Â
Diam adalah emas, jika tidak bisa berkata baik maka hentikan pula jari-jari tangan untuk mengetik hal-hal yang unfaedah dan justru akan menimbulkan salah paham bagi orang lain. Karena tulisan kita akan ditonton, dibaca dan dinikmati oleh banyak orang.Â
Itulah beberapa kiat-kiat sederhana yang dapat kita lakukan dalam menentukan pola pikir efektif untuk mengatasi tekanan digitalisme di era globalisasi.Â
Kita tahu, hidup adalah pilihan. Ketika seseorang dihadapkan pada dua sisi kehidupan antara baik dan buruk, maka sejatinya pilihan itu sepenuhnya ada pada diri sendiri. Sesuatu yang dirasa buruk belum tentu buruk pula pada akhirnya. Dalam hal ini tergantung bagaimana kita menyikapinya.Â
Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. Tetapi hanya manusia yang berusaha terus memperbaiki diri lah yang pantas memenangkan kehidupan ini.
*) Siti Khoiriyah
  Kota Wisata Batu-Jawa Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H