Secara bahasa (etimologi), aqidah diambil dari kata al-aqdu yang berarti asy-syaddu (pengikatan), ar-babtu (ikatan), al-itsaaqu (mengikat), ats-tsubut (penetapan), al-ihkam (penguatan). Secara istilah ( terminologi ) yang umum, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya.Â
Aqidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim dengan bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli. Menurut Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlaq, landasan akidah Islam adalah rukun iman, yakni beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan kepada qada dan qadar-Nya, sedangkan dasar-dasar aqidah Islam merujuk pada Al-Qur'an dan hadits.
Aqidah Islam memiliki sejumlah tujuan, di antaranya:
- Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir;
- Memelihara manusia dari kemusyrikan;
- Menghindarkan diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Aqidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Wahyuddin dkk mengatakan dalam buku Pendidikan Agama Islam, hubungan antara aqidah, syariah, dan akhlak seperti hubungan antara akar, batang, dan buah di mana mereka saling membutuhkan dan tidak bisa dipisahkan.
Dari beberapa masalah yang ada bahwasannya dampak aqidah terhadap tingkah laku sangat penting, yang dimana saat ini menjadi masalah utama dalam generasi Z (milenial). Â Pembelajaran aqidah dalam tingkah laku memberikan pengajaran tentang tata nilai yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan, mengatur hubungan dengan sesama manusia, mengatur hubungan dengan lingkungan dan mengatur dirinya sendiri. Pembelajaran dan pemahaman aqidah mengajarkan kepada siswa untuk mempelajari dan mempraktekkan aqidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji (baik) dan menghindari akhlak tercela (buruk) dalam kehidupan sehari-hari.
penguasaan dan pemahaman materi saja tentang aqidah dalam tingkah laku itu tidak cukup untuk para pelajar, maka dari pemahaman dan penguasaan materi tersebut mereka juga harus diiringi dengan praktik yang dilakukan secara terus menerus, sehingga akan menjadi kebiasaan dalam kehidupannya. Banyak contoh yang membuktikan bahwa pemahaman dan praktik itu berpengaruh besar terhadap perkembangan perilaku. Misalnya seperti, Para siswa yang berprestasi baik (dalam arti yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran Agama Islam misalnya aqidah, sudah tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa dan lain-lain. Sedang dalam bidang akhlak, dia juga tidak segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang membutuhkan juga memerlukan, sebab ia merasa bahwa memberikan bantuan itu adalah kebajikan, sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman atau pengetahuan yang mendalaterhadap materi-materi pelajaran khususnya aqidah akhlak yang ia terima dari gurunya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan aqidah akhlak adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan tingkah laku siswa yang sesuai dengan ajaran Islam, dalam berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Lalu, jika aqidah itu sudah melekat pada diri kita, bagaimana kita menjaganya?. Ada beberapa bentuk hal yang menjadikan aqidah kita terjaga, diantaranya yaitu:
- Menambah atau memperdalam ilmu.
- Selalu mencari keridhaan Allah
- Berserah diri kepada Allah
- Membiasakan amal shalih
Karena pada dasarnya, Aqidah erat hubungannya dengan akhlak, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, maka akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah, maka akhlaknya pun akan salah.
Penulis: Siti Khadijah Lubis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H