Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Plus Nurul Afkar Surabaya, terdapat 5 dari 17 anak belum mengenal konsep dan lambang bilangan dengan baik. Hal itu ditandai dengan anak bisa menyebut, satu, dua, tiga, sampai angka 10, tetapi tidak mampu mengidentifikasi angka 1 dengan kata satu, angka 2 dengan kata dua, sampai angka 10 dengan kata sepuluh.Â
Disamping itu, pemahaman anak masih sebatas menghafal, sehingga ketika anak diminta untuk menuliskannya dalam Lembar Kerja Anak (LKA) anak cenderung verbalisme. Hal ini terlihat bahwa anak hanya mampu menyebutkan urutan angka atau bilangan saja , tetapi belum mampu menunjukkan angka yang disebutkannya dengan tepat.Â
Ditambah lagi anak hanya mampu meniru lambang bilangannya, tetapi kesulitan mengingat dan menyebutkan kembali angka yang ditirunya. Hal ini membuktikan pengetahuan dan kemampuan anak dalam mengenal angka belum berkembang dengan baik.Â
Seharusnya jika anak mampu menyebutkan bilangan 1-10, anak juga harus mampu menunjukkan dan menuliskannya kembali dengan benar serta memahami makna dari angka yang ditirunya. Kemudian dapat menghubungkan lambang bilangan dengan kata dari lambang bilangan tersebut. Misalnya angka 1 dengan kata "satu", angka 2 dengan kata "dua", angka 3 dengan kata "tiga", sampai dengan angka 10 dengan kata "sepuluh".
Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas, didapati beberapa tantangan yaitu guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton atau sebatas LK, penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariatif, serta penyediaan media pembelajaran oleh lembaga sekolah yang terbatas baik variasi maupun jumlahnya. Hal inilah yang membuat pembelajaran ataupun upaya peningkatan pembelajaran dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak menjadi terbatas atau kurang maksimal. Oleh sebab itu diperlukan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aspek numerasi pada anak.
Sebagai bentuk upaya meningkatkan aspek numerasi anak dalam hal pengenalan konsep bilangan 1-10, guru mengadopsi menggunakan PJBL dengan model pembelajaran make a match. Pada proses penerapan metode pembelajaran ini, anak-anak diminta menempelkan angka pada alat bertani yang telah mereka buat sesuai kreativitas dan imajinasi mereka masing-masing. Setelah itu, anak-anak memegang angka pada dinding yang cocok/sama dengan angka yang telah ditempel pada alat bertani mereka dengan melewati rute yang mereka pilih terlebih dahulu secara bergiliran.
- Dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dirasa hasilnya efektif. Hal ini terlihat dari:
Anak mampu mengenal konsep bilangan 1-10 dengan mencocokkan angka yag mereka tempelkan di alat bertani yang dibuat dengan angka yang menempel di dinding.
Penggunaan PJBL dengan metode make a match yang diinovasi membat anak antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir kegiatan. Kegiatan yang berpusat pada anak dapat meningkatkan keaktifan anak dalam proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
- Saat proses pembelajaran berlangusng, respon anak-anak terlihat antusias. Hal ini terlihat saat mereka mengikuti semua tahapan proses pembelajaran dengan semangat dan ingin mencoba hal baru seperti membuat media alat bertani, memilih rute, mempraktikkan kegiatan petani mencangkul, serta memainkan boneka kertas petani saat kegiatan pengaman.
- Adapun faktor keberhasilan dari kegiatan ini sangat ditentukan dari penguasaan guru terhadap metode, media, dan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Selain itu juga, dukungan dari rekan guru dan wali murid juga menjadi faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini.
Praktik pembelajaran ini menurut saya sangat penting untuk dibagikan karena permasalahan ini juga sering terjadi pada lembaga-lembaga lainnya yang sangat berdampak pengaruhnya kepada anak didik kita. Sehingga praktik ini diharapkan selain bisa untuk memotivasi diri saya sendiri, juga dapat sebagai referensi bagi rekan-rekan guru lainnya yang menghadapi permasalahan serupa dengan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H