Mohon tunggu...
Inovasi

Gunung Meletus

4 September 2017   20:49 Diperbarui: 4 September 2017   21:15 3925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Gunung meletus adalah fenomena alam yang terjadi akibat adanya endapan magma pada perut bumi dan disemburkan oleh gas yang memiliki kekuatan tinggi. Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang sangat dahsyat.

Fenomena gunung meletus diawali dengan aktivitas pada batas lempeng bumi yang mengalami perubahan tekanan dan suhu yang signifikan sehingga mampu melelehkan material batuan di sekitarnya, yang biasa disebut dengan magma atau cairan pijar. Magma terbentuk melalui suhu yang sangat panas di dalam perut bumi. Pada kedalaman yang relatif, suhu yang sangat tinggi mampu melelehkan seluruh material yang ada didalam perut bumi.

Magma akan menerobos material yang berada disekitarnya melalui belahan yang mendekati permukaan bumi. Pada saat material-material ini meleleh maka akan menghasilkan gas yang nantinya akan bercampur dengan magma tersebut. Magma yang akan dikeluarkan oleh gunung meletus terbentuk pada kedalaman kurang lebih 60 sampai 160 KM dibawah permukaan bumi. Kemudian magma yang mengandung gas, berada dibawah tekanan batu-batuan padat yang terdapat disekitar kawah. Tekanan ini menyebabkan magma meletus dan bergerak keluar menuju permukaan bumi.

Gas dan magma ini bersamaan meledak dan membentuk lubang yang biasa disebut dengan lubang utama. Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur melalui lubang utama ini.Setelah semburan berhenti, kawah yang menyerupai mangkuk ini biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara itu, lubang utama berada di dasar kawah tersebut.

Dampak dari letusan gunung berapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak negatif dari letusan gunung berapi adalah berupa bahaya langsung yang dapat dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup seperti awan panas, gas beracun, debu vulkanik, dan jatuhan piroklastik yang keluar dari gunung berapi tersebut. Piroklastik adalah hasil letusan gunung berapi yang bergerak cepat dan terdiri dari gas panas,abu vulkanik dan bebatuan.

Sedangkan bahaya yang tidak langsung setelah erupsi berakhir adalah terjadi hujan lahar, rusaknya lahan pertanian dan perkebunan, serta ancaman berbagai penyakit seperti penyakit saluran pernapasan. Adapun dampak positif yang dapat dirasakan adalah lahan yang subur, material yang keluar dari perut bumi dapat dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat, energi panas bumi, areal wisata alam, dan sumber daya air.

Contoh dari fenomena alam ini adalah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Kekuatan letusan setara 150 megaton TNT, lebih 10.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Melenyapkan pulau dan memicu dua tsunami, dengan tinggi 40 meter, menewaskan lebih dari 35 ribu orang. Kerangka-kerangka manusia ditemukan mengambang di Samudera Hindia hingga pantai timur Afrika sampai satu tahun setelah letusan.

Suara ledakan dan gemuruh letusan Krakatau terdengar sampai radius lebih dari 4.600 km hingga terdengar sepanjang Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat, hingga ke Australia di timur. Letusan tersebut masih tercatat sebagai suara letusan paling keras yang pernah terdengar di muka bumi. Siapapun yang berada dalam radius 10 kilometer niscaya menjadi tuli.

Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa. Lewat abu vulkaniknya. Abu yang muncrat ke angkasa, membuat Bulan berwarna biru.Pasca letusan tersebut, Krakatau hancur sama sekali. Mulai pada 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau.Pada saat ini, NASA sedang memantau Anak Krakatau melalui satelit Earth Observing dikarenakan gunung tersebut terus menerus erupsi dan faktor historis.

Daftar Pustaka:

Kristanti,Elin Yunita.2013.Krakatau meledak dahsyat,langit menjadi biru.http://news.liputan6.com/read/675780/27-agustus-1883-krakatau-meledak-dahsyat-bulan-jadi-biru(diakses 2 September 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun