Mohon tunggu...
Siti Inariyah
Siti Inariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Komunikasi Penyiaran Islam/UIN Raden Intan Lampung

Saya memiliki hobi menulis, membaca dan publick speaking.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-nilai Pendidikan Dalam Pelaksanaan Seni Tari di Dong di Desa Bunin Dalam Masyarakat Serbajadi

24 Agustus 2024   17:22 Diperbarui: 24 Agustus 2024   17:25 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Galeri (dokpri)

Seni tari didong sebagai salah satu seni tradisional merupakan ciri khas setiap daerah yang menjadikan keindahan masing-masing nilai-nilai terkandung dalam budaya merupakan tuntunan hidup dalam adat istiadat yang merujuk sesuai al-Qur'an dan hadits. Nilai-nilai pendidikan material yang berwujud dalam kenyataan rohani dan jasmani keperibadian yang membentuk karakter berbudi luhur atau tidak. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan dan nafsu manusiawi dan mampu melampui subyektifitas golongan, ras, bangsa, dan stratifikasi sosial . Konsep kesenian mengikuti konsep arah tauhid taat kepada Allah Swt. Kesenian melahirkan keperibadian yang berakhlak, selain itu, seni juga seharusnya lahir dari suatu proses pendidikan yang bersikap positif dan tidak menyimpang dari jalur syari'at islam yang di terapkan.

Pada seni tari didong yang diciptakan oleh pengarang menjadi satu secara tersusun rapi mengungkapkan pikiran melalui karta sastra. Teknik seni tari didong menyampaikan pesan-pesan dalam syairnya yang bermakna nilai-nilai pendidikan sebagai usaha sadar untuk mewujudkan suasana mengembangkan potensi dirinya dalam bidang keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri dan masyarakat. Menurut John Dewey pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Manusia hidup selalu dalam masyarakat yang mengikuti adat istiadat kebudayaan memiliki pola hidup yang tercipta dalam sejarang rasional, irasional bukan ketentuan pribadi namun memiliki arti yang lebih mendasar, yaitu kehidupan bermasyarakat mencapai puncak melestarikan kebudayaan. Budaya ialah suatu hasil karya masyarakat menjadi ahli hasil dari pada budaya dalam hal itu menjadi warisan dari nenek moyang turun temurun, Nilai budaya dipengaruhi oleh daya pikir linkungan. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan budaya tanpa masyarakat bagaikan wadah pendukung nilai budaya .

 Didong Gayo dibungkus dengan irama syair, tari dan puisi. Pelaksanaan Didong dilaksanakan secara berkelompok (Kelop). Didong terbagi menjadi dua katagori utama, yaitu Ceh dan Penunung (pengiring). Kemudian seseorang yang disebut dengan Ceh itu harus memenuhi beberapa syarat. Diantaranya harus memiliki suara yang merdu (Ling Temas) dan juga Ceh Didong harus mempunyai kemampuan untuk menciptkan lirik, syair atau puisi (Kekata) yang akan di kembangkan oleh Ceh Didong itu sendiri. Ceh Didong itu juga harus mempunyai wawasan yang luas perihal adat-istiadat (Edet) masyarakat dan segala perkembangan maupun perubahan yang terjadi pada lingkungan yang lebih luas. Pesan-pesan yang disampaikan dalam didong tersebut beragam dalam syair yang dipuisikan terdapat nilai pendidikan seperti: Persembahan didong diadakan pada acara pesta ( pesta sunat rasul, pesta pernikahan, penyambutan tamu atau pentas seni). Pristiwa seni tari didong merupakan tradisi kearifan lokal masyarakat Gayo merupakan adat budaya turun temurun,sebagai hiburan dan media dakwah.

Fenomena unik seni tari didong yang dipersembahkan pada berbagai acara pesta, syair yang berbeda-beda sesuai dengan acara yang sedang berlangsung. Dalam suku Gayo banyak warisan sejarah belum dibukukan menjadi karya ilmiah, untuk mengenalkan keragaman kekayaan budaya lokal, bernuansa kesenian yang adat di Gayo Lues. Seperti: acara sunat rasul, acara pernikahan, acara pentas seni, dan acara informal. Fenomena unik tersebut seharusnya dapat menjadi suatu keunikan yang juga di kenalkan keluar daerah Gayo Lues dalam syair seni tari didong banyak terkandung nilai-nilai pendidikan seperti sunat Rasul menceritakan mendidik anak dari jerih payah orang tua tidak terasa sudah beranjak remaja, acara pernikahan megandung syair nasehat nilai-nilai pendidikan seperti sopan santun berubah panggilan dari lajang menjadi orang tua tanggung jawab bertambah, dan lain sebagainya. Namun, tarian ini di kenal dalam masyarakat Gayo Lues, syair-syair sebagai penghibur sekalian nasehat pendidikan tentang keunikan penampilan tari didong. Pakain yang dipakai dalam penampilan tari didong adalah baju adat Gayo Kerawang merupakan pakaian khas dari Gayo. 

 Hasil penelitian ini kiranya dapat menambahkan wawasan pembaca dan khususnya masyarakat suku Gayo sekaligus dapat menjadikan motivasi generasi muda masyarakat Gayo untuk tetap menjaga, mempertahankan, melestarikan warisan budaya Gayo.

Dari paparan tentang keunikan yang telah penulis sampaikan, menarik penulis menetapkan judul penelitian. "Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Pelaksanaan Seni Tari Didong Di Desa Tampeng Dalam Masyarakat Gayo ''. Penelitian ini penting dilakukan agar masyarakat Gayo tetap menjaga warisan budaya Gayo yang menambahkan pengetahuan nilai-nilai pendidikan berdasarkan yang telah dipaparkan penulis tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun