Mohon tunggu...
Sitiida ju
Sitiida ju Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

umur saya 19 tahun, menjadi mahasiswa. Hobi saya traveling, memasak, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hasil Tani Naik tetapi Petani Kecil Masih Miskin?

19 April 2024   14:55 Diperbarui: 19 April 2024   17:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang petani bekerja mengelola tanah dengan menanam tanaman padi, buah-buahan, sayur-mayur, bunga, ataupun komoditi lainnya. petani di desa yang pelosok walaupun memiliki hasil panen masih saja tergolong masyarakat miskin, karena kebanyakan di desa desa pelosok terdapat hasil panen yang gagal, rugi, serta harga hasil panen tidak sesuai dengan modal nya. " pupuk semakin mahal dan susah dapatnya " ucar pak suwarno petani tebu, pupuk non organik sudah untuk merata sampai ke desa desa dan hasilnya petani susah mendapatkan harga dan kwalitas yang sesuai untuk tanaman mereka, dan apalagi kebanyakan di desa desa tanahnya menyewa, keuntungan yang didapat dari hasil bertani sangat menipis. "Harga nya jika dari subsidi pemerintah 100-300 an, jika tidak subsidi bisa sampai 400 an" ucar pak agus (petani). Petani menyebutkan perbandingan harga yang mahal antara pupuk yang diberikan oleh pemerintah yang susah di dapatkan dan non pemerintah dengan harga yang fantastis. Itu lah mengapa petani di desa masih tergolong masyrakat miskin karena untuk mendapatkan hak nya sendiri pun mereka masih kesusahan, apalagi jika panen nya gagal itu membuat petani merasa kecawa dan kehilangan modal untuk ia membeli bibitnya. Kegagalan sering terjadi karena cuaca yang tidak menentu seperti kemarau panjang, dan hujan lebat, sSerta apabila Hama yang banyak menyerang tumbuhan. "Semoga saja pupuknya bisa merata di serluruh wilayah, dan harga nya masuk akal" ujar bapak waluyo (petani padi), beliau berharap semoga harga dan stok pupuk bisa merata di seluruh wilayah dan harga nya masuk akal oleh kantng petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun