Mohon tunggu...
Siti Humaeroh
Siti Humaeroh Mohon Tunggu... -

Nama saya Uma. Saya adalah anak ke tiga dari 4 bersaudara, dan masih bergelut dengan pelajaran diSMA yang telah menjadi santapan setiap hari.. Mencari dan mencari itu tugas saya. mencari sesuatu yg belum diketahui. tujuan yg pasti nyata adalah mendapatkan selembar kertas bertuliskan pena hitam "lulus".. dan itulah awal untuk saya, berkecimpung didunia luar. menatap dunia dan menggenggam harapan. saya harus bisa....\r\nseleksi alam yang katanya kejam harus bisa dilewati dengan usaha dan dibarengi doa. semoga saja hari depan saya cerah, dan bisa menaklukan kejamnya kehidupan. Aminn. dan bertemu dengan sang pujaan hati... hidup bersama selamanya.. heheheh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta 1 Malam

4 Mei 2012   16:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:42 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu terasa begitu tak biasa, dipekarangan rumah kurasakan betapa lembutnya belaian angin yang begitu bersahabat. Sesuai dengan suasana hatiku yang tak biasa, bagaikan terjun ke kebun bunga nan luas ditemani kicauan burung yang begitu menenangkan jiwa.

Terus kubuka Hp dengan rasa tak percaya, sebuah isi pesan yang baru kuterima. Seorang pria yang menjadi Sang Pangeran impiansemasa SMP menembakku. Dia adalah khalid, dengan perawakan yang tak begitu tinggi, kulitnya pun hitam manis yang membuat Aku Terpesona. Aku masih bingung apakah ini mimpi ataukah kenyataan yang memang hadiah yang diberikan Tuhan untukku.

Dengan rasa masih bimbang didalam hati, Aku teringat dulu saat masih bisa menatapnya, melihat senyum manis terpancar dibibirnya, suara lembut nan mesra yang selalu kudengar. Namun itu ternyata hanya mimpi buruk bagiku. Karena Dia telah memiliki seorang tambatan hati yang begitu elok rupawan. Selalu dan selalu saja aku cemburu saat melihatnya berduaan dengan kekasihnya itu. Yang istimewa adalah Aku bisa sekelas dengannya. Setiap detik aku mencuri-curi pandangan karena hanya untuk melihatnya sedang apa disebelah mejaku, tepatnya dia duduk disebelahku, untung saja sang tambatan hatinya berbeda kelas denganku.

Atau kah ini yang sudah digariskan Tuhan bahwa Aku bisa bersamanya setiap hari tanpa harus patah hati saat melihat Dia dengan tambatan hatinya Laila. Namun itu dulu. Apalagi sekarang Jarak ku dengannya semakin jauh, karena berbeda sekolah dan berbeda cita-cita yang harus Kami gapai untuk masa depan. Dan Sampai sekarang pun ku hanya bisa bersahabat denganya.

“Kapan mau jawabnya ?” tanyanya padaku.

“ Kamu harus beri Aku waktu untuk berfikir ! Bagaimana kalau besok malam?” ucapku.

Dia mendesakku untuk menjawabnya nanti malam. Aku pun tak tau bisa terbujuk rayuannya dan ku katakan iya, bahwa nanti malam aku akan menjawab.

Selepas beberapa belas menit Magrib berlalu, Aku mendengar HP berdering kencang. Setelah Ku buka ternyata ada pesan darinya.

“Ini udah malem mana jawabannya?”

Aku menjelaskan kepadanya bahwa Aku bingung untuk menjawabnya, karena Dia adalah mantan temanku sendiri yaitu Laila dan Aku takut dengan tanggapan teman-temannanti, namun Dia meyakinkan bahwa Aku tidak merebutnya dari mantan pacarnya itu, Dia yang mengajar-ngejar Aku dan Dia sangat sayang padaku. Setelah Aku mendengar penjelasan itu, Aku langsung mau. Entah apa yang telah berbisik kepadaku sehingga begitu mudahnya mengatakan Iya.

Beberapa menit berlalu, sekarang Aku resmi berpacaran dengannya. Begitu kecewa rasanya karena Aku dengan Dia hanya bisa berkomunikasi lewat HP. Semenjak keluar SMP kami berpisah sekolah. Rumahnya pun jauh yg menjadikan alasan apabila Dia tidak bisa datang kerumahku padahal dia yang telah berjanji duluan. Itu adalah hal yang paling tidak kusukai darinya.

“Kamu lagi apa?” Aku bertanya...

“ Lagi tidur-tiduran, dari kemarin Aku sakit !” jawabnya.

“ Ih sakit bilang-bilang, kasian!” ucapku manja".

Dia membalas sms ku, “Ih sama pacar sendiri ga perhatian!”

“Iya iya, cepet sembuh yah, Jangan lupa makan. Dan jangan smsan melulu. Tidur.. istirahat yg cukup” ucapku menasehati.

‘Ya udah deh Aku tidur dulu yah, malam Sayang”

Malam yang begitu indah yang tak pernah kubayangkan akan terjadi. Tak terasa pagi pun datang, siang berlalu dengan cepatnya,. Dan ku bertemu kembali dengan malam yang dingin, kaku, gelap namun udaranya sejuk sampai terasa menyentuh kulitku. Aku berharap bahwa sang pujaan hati memberikan kabar, kudegar dering HP berkali- kali namun itu bukan dari dia. Setelah waktu menunjukan jam delapan lewat hp ku berdering kembali. Ternyata kuterima pesan darinya yg membuat hatiku bahagia tak menentu.

“Aku mau ngomong sama Kamu?” ucapnya.

“Ngomong apa?” Jawabku penasaran.

“ Sebaiknya Kita jangan pacaran yah, Aku merasa ga enak hati, soalnya Aku baru putus sama Laila, masa Aku langsung nembak Kamu, tapi sebenarnya Aku sayang ko sama Kamu ! Kita jadi sahabat aja!” jawabanya yang begitu menyakitkan.

‘Ya udah terserah Kamu aja deh” jawabku kesal pasrah tak berdaya.

“ Tapi Kamu ga marah kan?” Dia kembali bertanya.

“Engga Aku ga marah, tapi Aku benci sama Kamu!” ucapku tak terbendung lagi, dan kata-kata yang tak ku inginkan itu pun keluar. Malam yang begitu suram, Aku menangisi keputusannya yang begitu menyakitkan. Perih kurasakan bagaikan ada yang menusuk jantungku perlahan, Pertama katakan cinta namun akhirnya pun bencana. Cinta ku telah usai kandas di satu malam. Padahal ku baru menikmati 1 malam yang begitu indah dan itu pun hanya kenangan yang akan terkubur di memoryku. Akupun Tidak ingin lagi mengingatnya dan biarkan kebencian ini hilang dengan sendirinya. Walaupun rasa Cinta ini lebih besar dan masih ada untuknya, namun hati ini tak tertahan. Selamat tinggal cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun