Mohon tunggu...
Siti Holilah
Siti Holilah Mohon Tunggu... -

" Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan" -Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan Bertepi

21 April 2014   16:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini senin, 21 April 2014 di sebuah rumah kos-kosan waktu menunjukan pukul 05:20 pagi, Santi memutuskan untuk bangun lebih awal, padahal dia sedang berhalangan. dan biasanyanya dia menghabiskan waktu tidur sampai pukul 08.00, lalu Santi mencoba merapihkan tempat tidur, seperti biasanya kebanyakan orang, Santi mencoba memulihkan kesadarnnya dan memasuki tempat dimana setiap orang dapat membersihkan dirinya dengan air.

Selang beberapa menit setelah keluar dari kamar mandi entah kenapa ada yang berbeda dengan pikirannya, tiba-tiba saja dia lebih memilih membuka laptopnya dibandingkan harus menonnton tv atau kegiatan lainnya.

Tidak bisa dipungkiri kebiasaan barunya ini tidak lepas dari kebiasaan orang yang dia kagumi, seseorang yang menyukai dunia blogger, dan sudah mahir dalam menulis dan merangkai kata-kata.

Tapi apadaya kali ini dia menulis dengan penuh kekecewaan, dimana belum lama ini sang lelaki yang dia kagumi memberi sebuah harapan dan seketika menepisnya tanpa alasan yang jelas.

Hatinya seketika hancur bukan main. Sebagai seorang yang memiliki pemahaman agama yang cukup baik Santi memtuskan untuk tidak sama sekali menjalin komunikasi lagi, dan berlarut-larut dalam kekecewaan. Dia mencoba menghilangkan kebiasaanya yang selalu stalker pada setiap akun media sosial sang lelaki yang dikagumi dan mencoba memulihkan waktunya yang sudah tidak karuan.

Kegiatan barunya yang dipenuhi oleh orang-orang dengan pemahaman agama yang baik membuat Santi terbiasa dengan hari-hari baru penuh warna. Kegiatan sosial ke daerah-daerah, mengajar, berdiskusi politik dan mendapat pemahaman agama yang lebih dibanding sebelumnya. Dimulai saat itu Santi bertekat untuk mendedikasikan dirinya untuk masyarakat, untuk umat, untuk Indonesia yang lebih baik. Tidak banyak memang yang dapat dilakukan Santi, tapi menurut Santi setidaknya dia bisa berkontribusi langsung dibandingkan mereka yang hanya dapat berkoar-koar saja tanpa implementasi.

Santi kian asik dengan kegiatan barunya, bersama organisasinya Alahmdulillah Santi dan kawan-kawan sudah dapat membina desa dan juga bina TPA. Mulai detik itu juga Santi dipenuhi dengan amanah yang luar bisa yang menghantarkan dia pada hidup yang lebih baik.

6 bulan berlalu, diruang kehidupan Santi yang semakin terjaga kabar baik tidak terduga menghampiri. Laki-laki dari sebrang sana, seorang yang dari dulu dia kagumi hingga saat ini hadir menemui kedua orang tuanya untuk mendapatkan izin agar dapat meminang sang putri.

Alhamdulillah akad dan resepsi pernikahanpun sudah terkonsepkan di Sukabumi, 10 November 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun