Mohon tunggu...
Siti Holilah
Siti Holilah Mohon Tunggu... -

" Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan" -Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ambisi

22 April 2014   05:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari semakin larut, Maya melihat jam yang ada di layar hanphone, ternyata memang sudah menunjukan pukul 01.00 tepat. Maya memutuskan untuk tidur karena esok pagi dia harus melakukan rutinitas pembelajaraan dengan seragam putih abu-abunya.
Pagi-pun tiba disertai dengan nada alarm psicosocial-slipkot yang cukup mengganggu, tapi seperti biasa mata ini sulit diajak bernegosiasi walau dalam keadaan genting. Maya melihat jam dihanphonenya yang masih menujukan pukul 04.10, tapi karena merasa tidur malamnya terlalu larut Maya memutuskan untuk melanjutkan tidurnya hingga pukul 05.00.

“May... May... Mayyaaaaa banguuun!!! Subuh! Huh makannya jangan dibiasakan tidur larut jika tidak dapat bangun pagi, cepat bangun solat subuh lalu mandi. Nanti kalo telat sekolah bagaimana!
“iya,iya nanti juga bangun ka, aku masih ngantuk nih” ujarku sebal. Tapi seperti biasa itu hanya kilah-nya saja untuk menghilangkan rasa malu. Segera Maya paksakan berdiri dan menuju tempat wudhu, Maya dirikan sholat, lalu mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.

Kriiiiiing......kraaaaang......kreeeeeeeeng..... waktu sudah menunjukan jam masuk sekolah. “sungguh rutinitas yang sangat menyebalkan” Maya membatin. Didalam kelas yang hanya dipenuhi anak-anak yang tidak tahu diri. Mereka bersosak bahagia disaat guru tidak masuk kelas. Bagai mana bisa mereka berfikir seperti itu padahal orang tua mereka bersusah payah mencari penghasilan agar anak-anaknya dapat mengunyah bangku sekolah ini.

Bel pulang sekolah berdering, Maya memutuskan untuk pulang lebih dulu. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Maya yang lebih suka memilih berjalan sendiri. Ada seorang teman dari kursi di pojokan kiri yang memanggilnya saat akan melewati pintu “May, Mayaaa tungguin. Bareng...’ tapi entahlah Maya sama sekali tidak ingin menanggapinya dan berlalu seketika.

Waktu dirumah lebih banyak Maya habiskan dengan menonton, tidur, menulis, menjelajah di dunia maya dimana banyak orang yang tidak mengenalinya. Dan diusinya yang akan memasuki 17 tahun yang beberapa bulan lagi akan memasuki ujian nasional malah sedang asik dan tergila-gila dengan buku-buku konspirasi dibandingkan dengan buku-buku pelajaran, entah kenapa ketika mengenal konspirasi dunia, membuat Maya begitu tertarik untuk terus mengikuti berita dan perkembangannya. Artikel yang bersangkutan, novel bertemakan konspirasi sampai buku-buku dengan penulis besar dia lahap habis. Padahal sebelumnya Maya sama sekali tidak menyukai buku bancaan dengan bertemakan apapun.

Hari terus silih berganti, Maya merasa semakin bosan dengan rutinitas yang hanya sebatas itu-itu saja. Tapi disisi lain Maya merasa memiliki tempat yang baru, yaitu dunia maya dimana Maya bisa banyak berdiskusi dan bertukar fikiran dengan banyak orang yang sedang belajar satu tingkat diatasnya, dan lain sebagainya. Rasa nyaman selalu timbul ketika Maya berinteraksi dengan mereka, mereka yang sudi menerima opininya, mereka yang menghargai apa yang disampaikannya. Semuanya semakin membuat Maya semakin bertah berlama-lama di depan layar laptop.

Dari sanalah (dunia maya) Maya semakin ingin mengenal mereka orang-orang yang berada di bangku kuliah, orang-orang yang aktif di organisasi, dan yang pasti mereka orang-orang dewasa yang memiliki pemahaman lebih darinya. Dan dimulai dari sanalah juga interaksi Maya dengan teman-teman dibangku sekolahnya tidak cukup baik. Tidak cukup baik yang kumaksud adalah, interaksi nya benar-benar hanya sebatas disekolah saja.

Kegiatan Maya semakin bertambah, tidak terlalu penting memang, tapi kegiatan ini benar-benar memberi suasana baru dalam hindup Maya. Kegiatan dimana Maya banyak berinteraksi dengan orang-orang dewasa yang berada dibangku kuliah dan lain sebagainya. Pertemuan pribadipun sering Maya lakukan dengan mahasiswi-mahasiswi yang dianggapnya hebat dan dapat membimbing dia lebih dewasa dan intelek, dimanapun siap Maya temui. (maksudnya wilayah terdekat aja hhe....) maklumlah mesemangatnya masih menggebu-gebu.

Akhir dari sebuah cerita Maya beritikad ingin memasuki fakutas hukum dimana kelak ia berkuliah. Mungkin Maya berfikir dengan dia memasuki fakultas hukum, kelak dia bisa membantu banyak orang yang mengalami penindasan, kecurangan hukum dan lain sebagainya.

****

Kegiatan Maya semakin padat dia sekarang telah memasuki universitas islam swasta di jakarta, dan benar adanya, Maya saat ini aktif belajar di fakultas hukum dan juga berbagai organisasi dikampus dan luar kampusnya. Dengan harapan kelak dia akan berguna untuk banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun