Mohon tunggu...
Enawar Away
Enawar Away Mohon Tunggu... lainnya -

Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang serta penggiat sastra dan seni budaya di Komunitas Sitihinggil benteng Kota Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pertiwi

27 Februari 2014   19:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bumi pertiwi dihujam ribuan bendera

Membentang jarak tak terkira

Antara harapan dan tawaran busuk penuh dera

Bumiku dihujam jutaan tiang bendera

Berupa warna tak mewakili siapa - siapa

Meraka asyik dengan simponi keji tak berhati

Perlahan bendera - bendera itu saling tukar warna

Siapa bertukar dengan siapa

Siapa menolak siapa

Tak lagi perlu dengan ayat - ayat suci

Tak lagi mengindahkan hati nurani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun