Mohon tunggu...
Siti Hanifah
Siti Hanifah Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Andalas

Think to advance!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persepsi Masyarakat terhadap Orang Minangkabau di Perantauan

31 Mei 2021   13:51 Diperbarui: 31 Mei 2021   14:20 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya adalah seorang Minang asli yang lahir dari kedua orang tua asli Minang, ayah suku Sikumbang dan Ibu suku Piliang. Saya adalah orang Piliang karena Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilinial, yaitu mengikuti garis keturunan ibu.

Saya pernah merantau lalu tinggal di pulau Jawa selama kurang lebih tujuh tahun. Selama itu saya mendapat beberapa pendapat dan perkataan mengenai orang Minang di perantauan. Masyarakat Minangkabau biasa dengan kegiatan merantau. Mereka pergi merantau untuk memperbaiki ekonomi mereka. Biasanya golongan yang paling banyak pergi merantau ialah anak bujang atau laki-laki yang masih muda. Setelah menamatkan SMA di kampung mereka diajak oleh sanak saudara untuk merantau. Bahkan ada juga yang putus sekolah untuk pergi ke perantauan.

Di perantauan, orang Minang berjualan makanan seperti rumah makan Padang.  Banyak orang yang beranggapan bahwa orang Minang itu pandai berdagang. Selain itu ada stereotip yang menyebutkan bahwa orang Minang itu pelit. Namun kenyataannya tidak demikian. Orang Minang adalah orang yang pandai dalam memanajemen keuangan dan hemat serta pekerja keras. 

Mereka bekerja dan berusaha keras agar dapat mencapai kesuksesan di perantauan. Perantau Minang yang telah sukses akan membantu saudaranya dengan memberikan modal dan memantaunya hingga sukses dan mumpuni. Mereka akan memberikan hak sepenuhnya jika saudara mereka dapat sukses menjalankan bisnis sendiri.

Merantau adalah kebiasaan orang Minang sejak dulu, dengan merantau orang Minang akan lebih berpengalaman yang baru sehingga orang Minang lebih kuat dalam kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Karena mereka percaya, jika tetap di kampung mereka tidak akan berkembang dan akan tetap menjadi orang yang itu-itu saja. Dengan merantau, penghidupan menjadi lebih baik dan koneksi juga semakin banyak.

Budaya merantau sudah ada sejak lama. Masyarakat Minangkabau pergi merantau tidak hanya untuk urusan ekonomi, namun juga pergi melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Jika mereka telah mendapatkan pekerjaan yang baik, mereka biasanya membuat rumah di rantau dan pulang setiap tahun untuk mengunjungi keluarga di kampung. Tidak sedikit yang memakai ilmunya untuk memberdayakan kampung.

Kendala dalam merantau tentu ada namun hal itu tidak menyurutkan semangat anak muda Minangkabau untuk mencari rezeki. Motivasi mereka untuk pulang ke kampung dengan keadaan yang lebih baik, lebih besar daripada hambatan yang mereka lalui di perantauan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun