A. Pengertian Siklus HidrologiÂ
  Siklus hidrologi atau siklus air merupakan cabang ilmu geografi yang secara spesifik membahas pergerakan air atau siklus air. Kata hidrologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang berarti ilmu tentang air. Siklus hidrologi adalah proses secara terus menerus molekul air dari bumi ke atmosfer dan kemudian kembali lagi ke bumi.
Secara sederhana, proses siklus air akan melalui tahap pertama yaitu air mengalami penguapan ke atmosfer. Kemudian, air dalam bentuk gas tersebut akan membentuk awan. Setelah itu, air dalam bentuk awan akan kembali turun ke bumi, dimana kita mengenalnya sebagai hujan, baik berbentuk hujan air, hujan salju atau hujan es. Setelah air kembali ke bumi, maka air akan masuk atau meresap ke dalam tanah dengan arah vertikal maupun horisontal. Dilanjutkan dengan kembali munculnya air ke permukaan, seperti sungai atau danau.
a). Siklus hidrologi memiliki 9 tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Evaporasi
Siklus air yang pertama dimulai dengan proses evaporasi atau pengupan.Â
2. Transpirasi
Transpirasi merupakan proses penguapan dari tumbuhan dan hewan.Â
3. Evapotranspirasi
Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi. Jadi, evepotranspirasi adalah penguapan air yang terjadi di permukaan bumi.
4. Sublimasi
Di wilayah kutub, baik kutub utara dan selatan, serta wilayah yang banyak terdapat lapisan es akan mengalami proses sublimasi. Sublimasi ialah peristiwa berubahnya es menjadi uap air tanpa menjadi zat cair terlebih dahulu.
5. Kondensasi
Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi cairan. Fase ini terjadi apabila uap air yang naik menuju atmosfer berada pada titik tertentu, kemudian berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air inilah yang menjadi awan jika berkumpul di udara. Semakin banyak kumpulan titik-titik air, maka akan menyebabkan awan tebal dan hitam.
6. Adveksi
Adveksi ini adalah proses berpindahnya awan, adveksi menjadikan awan-awan menyebar dan berpindah tempat. Misalnya awan di wilayah lautan berpindah ke wilayah daratan.
7. Presipitasi
Presipitasi adalah proses turunnya hujan atau proses mencairnya awan akibat suhu udara yang tinggi.Â
8. Run Off
Peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan terjadi di wilayah dataran tinggi, misalnya hujan di daerah hulu sungai. Akan menyebabkan air mengalir ke daratan yang lebih rendah, sehingga proses Run Off dapat diartikan adalah proses bergeraknya air.
9. Infiltrasi
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak seluruhnya langsung menuju ke danau, sungai, dan lautan. Maka dari itu, air yang masuk ke dalam pori-pori tanah dan menjadi air tanah ini disebut fase infiltrasi. Kemudian setelah itu, air akan kembali ke siklus awal hidrologi yaitu evaporasi dan seterusnya.
10. Konduksi merupakan pemanasan dengan cara bersinggungan langsung dengan suatu objek.
b). Terdapat tiga jenis siklus air/siklus hidrologi, antara lain sebagi berikut :
1. Siklus Hidrologi PendekÂ
Siklus hidrologi pendek terjadi tanpa adanya tahap adveksi atau perpindahan awan. Siklus ini diawali dari evaporasi air laut yang menuju ke atmosfer bumi. Lalu di ketinggian tertentu, pada uap air akan terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan yang tak mampu menahan beban air akan mengalami presipitasi lalu terjadinya yang namanya air hujan. Air hujan yang turun akan jatuh lagi kembali ke laut.Â
2. Siklus Hidrologi SedangÂ
Siklus sedang terjadi ketika air laut menguap. Uap air akan terbawa oleh angin menuju daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air akan melewati fase kondensasi dan berubah menjadi awan. Lalu, awan akan berubah menjadi hujan yang jatuh pada daratan, akan terjadi resapan ke dalam tanah dan sebagian akan terserap oleh akar tumbuhan, kemudian sebagian lagi akan dibawa aliran air seperti selokan, dan sungai. Air akan melewati beragam saluran air yang akan membawa kembali dan berakhir ke laut.Â
3. Siklus Hidrologi PanjangÂ
Siklus hidrologi panjang biasanya terjadi di wilayah pegunungan atau wilayah dengan iklim sub tropis. Ciri pada siklus panjang yaitu peristiwa air pada awan yang tidak akan langsung menjadi hujan. Siklus ini diawali dengan fase evaporasi (penguapan) yang terjadi di lautan, air berubah menjadi molekul-molekul gas. Setelah itu akan melewati tahap sublimasi. Pembentukan awan yang di dalamnya terkandung kristal es, selanjutnya dengan tahap advekasi saat awan akan berpindah.
Dalam tahap advekasi, awan yang di dalamnya terkandung kristal es akan ke daratan dan melewati fase presipitasi. Setelah itu, awan akan berubah menjadi hujan. Namun hujan yang turun berbentuk salju dan terakumulasi membentuk gletser. Gletser yang berada di daratan tersebut akan mencair karena pengaruh peningkatan suhu dan tekanan. Gletser yang mencair akan menuju aliran sungai dan mengarah ke lautan. Kemudian siklus hidrologi panjang akan terulang kembali.
B. Kabupaten Murung RayaÂ
Kabupaten Murung Raya adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Puruk Cahu. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Barito Utara pada tahun 2002 dengan luas wilayah 23.700 km² dan berpenduduk sebanyak 111.500 jiwa (2021).
Potensi hidrologi Kabupaten Murung Raya cukup besar, terutama adanya aliran beberapa sungai antara lain Sungai Barito, Sungai Murung, Sungai Busang, Sungai Laung, Sungai Tuhup, dan beberapa sungai kecil lainnya. Sungai terbesar yang berada di Kabupaten Murung Raya adalah Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Barito Selatan dengan panjang sungai lebih kurang 900 km dan lebar rata-rata 650 m dengan kedalaman rata-rata 8 m yang bermuara di Laut Jawa.
Kabupaten ini juga merupakan wilayah hulu daerah aliran sungai (DAS) Barito yaitu Sungai Julai dan Sungai Murung. Sebagai tempat terdapatnya sumber air hulu sungai Barito, kabupaten ini terletak di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Air dari Sungai Barito sebagai sungai utama maupun anak-anak sungainya dimanfaatkan penduduk untuk MCK (mandi, cuci, kakus, sumber air minum dan prasarana perangkutan air serta sumber pengairan untuk persawahan yang memiliki luas 2,1 % dari keseluruhan wilayah. Kedalaman air tanah di wilayah ini mencapai sekitar satu meter sampai tujuh meter yang terdapat di sistem lahan dataran. Air tanah digunakan di semua wilayah berbukit di Kabupaten Murung raya. Kedalaman air tanah yang relatif cukup dangkal ini dipengaruhi pula dengan besarnya curah hujan, faktor geologi, serta sistem lahan yang ada.
Berikut adalah framing teks yang berisikan berita-berita mengenai sungai-sungai yang mengaliri di Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah.