Siti Habibah | Asep Usman Ismail
Tasawuf merupakan salah satu salah satu faktor dari 3 pokok agama yakni al-ihsan. Dalam al-ihsan terdapat akhlak dan tasawuf. Akhlak sendiri menjadi suatu yang tercetak dan disebut dengan karakter. Akhlak dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan. Proses tercetaknya akhlak yakni mendengar, melihat, menyimpan memori, menirukan, serta mengulangi dengan pola yang sama dengan waktu yang cukup lama. Akhlak dalam Islam yakni ketuhanan dan kemanusiaan.
Akhlak bersumber dari Allah SWT (al-ilahiyah) dan dari kapasitas manusia (insaniah). Bersumber dari Allah SWT yakni dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Lalu akhlak yang bersumber dari kapasitas manusia yakni al-aql as-salim yakni pikiran yang jernih, Qalbu Salim yakni perasaan yang bersih atau rohani yang bening, dan kesadaran kolektif orang yang beriman.
Orang yang berakhlak baik kepada Allah SWT yakni beriman, beribadah, memiliki kesucian hati, ikhlas, dan sabar. Selain itu simpati, empati, solidaritas, kemanusiaan, dan tanggung jawab merupakan akhlak sosial dalam diri manusia.
Tanggung jawab secara formal dalam Islam yakni memberikan, menerima, memikul, melaksanakan atau menunaikan, dan melaporkan. Lalu tanggung jawab secara esensial yakni melekat, personal, universal, kemanusiaan, dan misi.
Tanggung jawab kepada Allah SWT yakni kesadaran kehambaan dan kesadaran khalifah. Urutan tanggung jawab dalam akhlak yakni tanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, tetangga, kelompok sosial, masyarakat, bangsa dan negara.
Tanggung jawab merupakan inti dari akhlak. Individu bertanggung jawab pada individu merupakan tanggung jawab pokok. Pendidikan akhlak yang paling tinggi merupakan bagaimana bisa kita bertanggung jawab pada diri sendiri. Karena tidak ada yang peduli pada diri sendiri selain diri kita sendiri ucap Asep Usman Ismail dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H