Selama dua belas tahun kita diajarkan Pendidikan Pancasila beserta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Pancasila selalu melekat dalam diri setiap warga negara Indonesia. Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga mengenyam pendidikan di sekolah menengah atas.
Pancasila adalah kata yang sangat tidak asing di telinga setiap warga negara Indonesia. Setiap butir dapat dihapal diluar kepala. Namun, apakah setiap butir itu sudah diamalkan kedalam kehidupan sehari-hari? Beberapa poin atau nilai sudah dapat terpenuhi dengan mengamalkannya, sebaliknya beberapa lagi atau sebagian besar
Pancasila adalah dasar negara, sumber dari segala sumber hukum, pedoman kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila adalah lambang negara, dan cerminan akan bangsa Indonesia.
Setiap hari, selama kita bersekolah, kita selalu diingatkan dengan menghapal butir-butir Pancasila. Mencoba memahami tiap butir dan berusaha membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan. Mencoba melakukan segala sesuatu berdasarkan Pancasila.
Kilas balik dan sedikit ulasan mengenai seseorang mengawali kehidupan dengan butir-butir Pancasila dan sifat kewarganegaraan yang dipupuk selama bertahun-tahun.
Sebagai warga negara tentu saja Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata ajar yang wajib untuk dipelajari. Bukan hanya di Indonesia saja yang wajib mempelajari mata ajar tersebut, seluruh negara wajib memberikan mata ajar Kewarganeraan mereka kepada generasi muda.
Generasi muda Indonesia sudah mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, mulai dari duduk di bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah.
Sudah tidak asing lagi untuk membaca, menghapal, dan memahami mata ajar tersebut. Pancasila mengajarkan untuk bersikap bertanggung jawab, bergotong royong, bertoleransi, dan saling memahami antar sesame walaupun setiap warga negara memiliki keyakinan dan persepsi yang berbeda-beda.
Pancasila dan Kewarganegaraan adalah kebudayaan asli dan hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Para generasi muda seharusnya semakin ditekankan untuk memahami dan mempelajari Pancasila dengan mendalam.
Generasi muda adalah penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin dan membawa bangsa Indonesia semakin maju dan tidak lagi dalam kungkungan negara lain. Membawa Indonesia kedalam dunia Internasional dan mengenalkan kebudayaan, dan sistem politiknya.
Selama dua belas tahun ini Pancasila dan Kewarganegaraan hanya diajarkan melalui kelas, diajarkan melalui teori, dan mengerjakan essay atau tugas. Hal ini yang masih dianggap belum cukup untuk melawan globalisasi yang semakin mendesak masuk dan mulai menggantikan kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Barat, meninggalkan Pancasila, nasionalisme, dan kesolidaritasan jauh dibelakang.
Munculnya Era globalisasi yang semakin merambah ke seluruh negeri mulai menggeser posisi norma dan nilai bangsa Indonesia. Pengaruh-pengaruh Barat yang tidak cocok dengan kehidupan bangsa Indonesia mulai masuk tanpa adanya filterisasi
Sasaran termudah adalah para generasi muda yang sebagian besar adalah para pelajar yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.
Kelemahan dari para generasi muda adalah mudah terpengaruhnya mereka. Mudah terpengaruh akan perkembangan dunia, kehidupan sosial, tanpa lagi memikirkan kehidupan edukasi mereka. Meninggalkan lambang garuda dan butir-butir yang tertulis dibawahnya jauh di belakang mereka.
Generasi muda sangat mudah terpengaruh dengan globalisasi. Melihat ke dunia Barat yang penuh dengan kebebasan, membuat generasi penerus bangsa ini melenceng dari jalurnya. Hal ini mulai menghasilkan generasi muda yang tidak berbobot.
Diharapkan generasi muda inilah yang dapat menahan derasnya laju arus globalisasi. Memfilter setiap elemen Barat yang masuk ke Indonesia. Dengan bergotong royong dan saling merangkul, diharapkan generasi muda menjadi generasi yang dapat diharapkan.
Contoh yang sangat mencolok dari kehidupan globalisasi adalah akibat muculnya korupsi yang semakin menjadi di Indonesia. Bias diambil dari contoh kehidupan sosial yang mewah, munculah sifat komsumtif yang tinggi yang membuat seseorang semakin membutuhkan pendapatan lebih untuk membiayai kehidupannya yang semakin mahal pula. Seseorang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pendapatan yang lebih. Dari hal ini munculah korupsi di penjuru negeri.
Hal ini sudah membuktikan bahwa minimnya penanaman Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada generasi muda. Maka dari itu penambahan akan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ditambah dalam kurikulum perguruan tinggi.
Dilihat dari metode pembelajaran sudah berbeda dengan mata ajar yang diberikan di sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Di bangku kuliah, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan akan diajarkan lebih spesifik, lebih kepada sebuah studi lapangan, melihat langsung kejadian-kejadian yang sedang dan selama ini berlangsung di Indonesia.
Mahasiswa diajarkan untuk melihat langsung, memahami, mendengarkan, menganalisis, mendiskusikan, dan mempraktikan apa yang mereka lihat dikehidupan sebenarnya.
Mahasiswa akan melihat dan menyadari betapa pentingnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mahasiswa perlu tahu perkembangan Indonesia, mulai dari segi ekonomi, politik, budaya, agama, dan lain sebagainya. Mahasiswa harus menyadari bahwa masa depan bangsa mereka ada di tangan mereka.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan akan memberikan tuntunan dan petunjuk untuk para mahasiswa bagaimana mereka harus bertindak dalam menghadapi situasi yang sedang melanda negeri ini. Mempelajari dari dasar hukum yang murni dan tidak ada campur tangan dari siapa pun.
Pancasila dan Kewarganegaraan akan memberikan sebuah pandangan baru. Memberikan bayangan akan masa depan yang cerah apabila menggunakan nila-nilai yang terkandung didalamnya untuk tujuan tugas yang mulia.
Dalam melawan globalisasi mahasiswa dan generasi muda lainnya akan berdiri dibarisan paling depan untuek memfilter semua elemen mulai dari gaya hidup sampai dengan kebudayaan yang datang. Mereka dapat memilih mana yang baik dan mana yang benar dengan berpedoman Pancasila.
Disisi lain, dengan para mahasiswa mulai menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotism akan membuat mahasiswa terlihat lebih berintelektual. Melihat beberapa kejadian di beberapa daerah, banyak sekelompok mahasiswa yang melakukan orasi yang berujung kepada kerusuhan, mengakibatkan kerusakan sarana prasarana, korban luka bahkan korban jiwa. Hal ini membuat mahasiswa dipandang buruk oleh beberapa masyarakat.
Namun dengan adanya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, diharapkan mahasiswa mulai dapat bersikap lebih baik lagi dan dapat membawa perdamaian di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Diharapkan setelah mempelajari lebih dalam lagi mengenai Pancasila dan Kewarganegaraan ini mahasiswa dapat lebih mengapresiasikan pendapatnya, semakin aktif dalam berbagai kegiatan, dapat semakin mencerminkan dan menanamkan rasa satu tanah air, dapat memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran dalam beberapa kesempatan seperti kegiatan sosial, serta berhak mengeluarkan pendapat baik individu maupun kelompok namun masih menempatkan nilai-nilai nasional dan demokratis.
Dalam hal ini mahasiswa berperan memberikan keserasian hidup bangsa Indonesia, sebagai pengontrol sosial dalam kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pembaharuan pembangunan Indonesia, dan sebagai faktor pemersatu perdamaian di Indonesia.
Setelah mempelajari Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan mahasiswa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, demokratis, nasionalis, berjiwa patriot, dan dapat membawa perubahan terhadap Bangsa Indonesia, serta menjadi barikade pertama yang siap membela hak-hak Bangsa Indonesia. Serta mahasiswa mampu menularkan semangat kepada generasi muda lainnya yang tidak berkesempatan merasakan bangku kuliah, sehingga dapat bersatu setara dalam membela negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H