Mohon tunggu...
Siti Finika Nurasih
Siti Finika Nurasih Mohon Tunggu... -

mahasiswa yang baru saja belajar menjadi penulis. mahasiswa yang selalu ingin belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golput = Hak Pilih = Kepercayaan Masyarakat

27 April 2014   06:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:09 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanggal 9 April 2014 lalu Indonesia sudah melaksanalan Pemilu Legislatif, dimana seluruh rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih para calon legislatif yang terdaftar dalam Pemilu 2014 ini. Namun, apakah semua dari kita menggunakan hak kita untuk memilih?

Jawaban yang sangat jelas adalah tidak semua masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Apa yang menyebabkan meningkatnya Golongan Putih? Apa penyebabnya mereka tidak ingin menggunakan hak pilih mereka untuk memilih calon pemimpin Negara kita? Kurangkah pendidikan akan Pemilu atau sudah tidak percaya lagi masyarakat kepada pemerintah?

Pertanyaan – pertanyaan inilah yang selalu di kemukakan oleh banyak orang. Melihat kondisi Indonesia saat ini memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat lebih memilih tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Mereka lebih memilih menggunakan hari Pemilu yang sengaja dijadikan hari libur Nasional untuk pergi berwisata atau hanya duduk – duduk di rumah.

Masyarakat melihat perkembangan bangsa ini semakin tidak karuan. Seharusnya bangsa ini berkembang menuju masa depan, namun malah kita mundur ke belakang. Kasus penyuapan dimana – mana, perlakuan pemerintah yang tidak memerhatikan rakyat kecil mereka, keributan para wakil rakyat saat rapat di gedung DPR, para wakil rakyat yang sering membolos, korupsi yang semakin merajalela, dan masih banyak lagi contoh – contoh buruk yang sekarang malah banyak bermunculan dari para pemimpin kita.

Itulah alasannya mengapa masyarakat lebih memilih jalan ke Mal atau beristirahat di rumah daripada mereka datang ke TPS untuk memilih siapa calon wakil rakyat mereka selanjutnya. Masyarakat mulai berfikir pintar, mereka semakin melihat kekacawan yang terjadi di negeri ini. Masyarakat melihat para wakil rakyat mulai menggunakan kekuasaan mereka hanya untuk  mensejahterakan hidup mereka sendiri, bukan lagi melaksanakan visi – misi mereka yang pernah mereka kampanyekan di depan masyarakat Indonesia.

Namun tidak semua wakil rakyat bersikap seperti itu, beberapa yang lainnya masih memikirkan masyarakat mereka, masih melaksanakan tugas mereka sebagai penyampai pesan dan aspirasi rakyat kepada pemerintah dan Presiden. Namun, masyarakat sekarang ini sudah semakin lelah dengan permasalahan yang ada, membuat mereka tidak peduli dan lebih memilih untuk tidak menggukan hak pilih mereka.

Bagaimana kita menyadarkan para golongan putih ini untuk kembali menggunakan hak pilih mereka? Bagaimana caranya agar Bangsa Indonesia 100% memiliki hak suara yang murni tanpa lagi adanya golongan putih?

Mulai dari kesadaran akan masyarakat itu sendiri. Kita sebagai masyarakat Indonesia tidak boleh sepenuhnya memandang sebelah mata tentang Pemilu, tentang Pemerintah, Presiden, dan para Wakil Rakyat. Kita tidak bisa dengan begitu saja memberikan penilaian buruk kepada semua calon legislatif, kepada semua calon pemimpin negara kita nanti.

Sebagai masyarakat yang pintar, sebaiknya kita melihat dari berbagai aspek. Kita harus mengenal siapa dan apa visi – misi calon pemimpin bangsa kita nanti. Janganlah kita beranggapan semua calon pemimpin sama saja dan hanya semakin memperburuk keadaan Indonesia.

Langkah awal agar kita kembali berfikir ulang untuk tidak menggukan hak pilih kita adalah memberikan fikiran kita untuk terbuka terhadap segala aspek, visi – misi, dan pandangan dari segala pihak. Jangan kita hanya memandang pada satu faktor yang semakin membuat kita untuk menjadi Golongan Putih, tapi sebaliknya kita harus melihat dari berbagai sisi agar kita menyadari bahwa satu suara dari kita akan sangat berperngaruh.

Memiliki sifat terbuka terhadap semua calon pemimpin kita adalah hal yang sangat penting. Kita dapat melihat dan mempertimbangkan beberapa visi – misi dan tujuan mereka dalam menuntun bangsa ini kembali ke kejayaannya. Beberapa cara agar kita dapat dengan mudah mengetahui visi – misi mereka adalah dengan mendengarkan kampanye mereka, mendengarkan dengan seksama.

Sebagai masyarakat yang bersikap adil kita juga tidak dengan begitu saja memberikan penilaian langsung terhadap salah satu calon pemimpin. Sebaiknya kita mengetahui semua visi – misi dan tujuan dari semua calon pemimpin, kita lihat prospek kerja mereka, kita memberikan penilaian dari berbagai sisi dan membuat keputusan siapa yang akan kita pilih.

Dengan hal ini kita mulai berfikir dan tertarik terhadap Pemilu, dan mulai memikirkan sebaiknya kita menggunakan hak pilih kita dengan sebaik – baiknya dan mulailah bertransformasi dari Golongan Putih menjadi seorang masyarakat pemilih yang baik.

Dibalik hal dari diri masyarakat itu sendiri, dari sisi pemerintah dan para calon pemimpin juga memiliki strategi masing – masing untuk menarik simpati masyarakat terhadap partainya. Hal ini banyak dilakukan dengan cara berkampanye dan memberikan pandangan tentang tujuan mereka dalam memimpin Bangsa Indonesia.

Sebagai calon pemimpin yang baik seharusnya kita melihat dari beberapa sudut seperti permasalahan – permasalahan yang sedang melanda negeri ini. Melihat apa yang akan mereka lakukan nanti untuk menuntun masyarakat Indonesia kembali sejahtera dan bersatu.

Namun, janganlah terbuai dengan kemenangan yang didapat. Pada awalnya para calon pemimpin ini bersemangat berkampanye, memberikan suntikan semangat kebangsaan kepada masyarakat. Kemudian hari, ketika mereka mendapatkan kursi DPR paling banyak atau bahkan memenangkan Pemilu Presiden, pada awalnya mereka menjalankan tugas mereka dengan baik, memberikan kesan baik dimata masyarakat, namun kemudian hari apa yang terjadi banyak kasus penyuapan dan lainnya yang melanda bangku pemerintahan.

Hal inilah yang membuat masyarakat Indonesia semakin tidak percaya dengan kinerja pemerintah. Membuat mereka untuk lebih baik untuk tidak menggunakan hak pilih mereka dan menjadi Golongan Putih. Hal tersebut yang membuat masyarakat menjadi empati terhadap pemerintah, karena mereka merasa dibohongi dan dikhianati. Mereka tidak ingin hal ini terjadi berulang – ulang, maka dari itu lebih baik mereka memilih untuk Golput dan tidak ikut berpartisipasi sama sekali dalam Pemilu.

Kita sebagai masyarakat harus membangkitkan dan memunculkan rasa kepercayaan kita kepada pemerintah. Kita harus yakin bahwa suatu saat nanti pasti ada pemimpin yang lebih baik dan akan menjadi penuntun bangsa kita menjadi bangsa yang lebih baik.

Say no to Golput. Gunakanlah hak pilih kita dengan baik. Jadilah masyarakat yang pintar dan jadilah masyarakat yang kritis terhadap keperintahan bangsa kita. Satu suara dari kita akan menjadi langkah perubahan bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun