BANDUNG - Kemajuan di bidang teknologi digital saat ini melaju begitu cepat. Menurut data yang telah dihimpun di seluruh dunia, digitalisasi serta penggunaan internet sudah mencapai lebih dari 70%, bahkan di Eropa telah mencapai lebih dari 90%.
"Sekarang, pengguna internet di Indonesia mencapai 56 persen, yakni 143 juta jiwa. Dan, kalau dilihat dari 143 juta jiwa itu, paling besar adalah anak milenial, jumlahnya di atas 60 persen. Durasi menggunakan internet setiap hari pun terus meningkat."
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemkominfo) Rosarita Niken Widiastuti dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB'9) dengan tema "Membangun Indonesia, Menyejahterakan Jawa Barat" di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018).
Dirjen IKP menambahkan bahwa data menunjukan penggunaan data handphone melebihi jumlah penduduk Indonesia, 415,7 juta. Ini data sebelum ada registrasi data prabayar. Setelah dirapihkan, sekarang 300 juta. Perilaku masyarakat dalam penggunaan digitalisasi diantaranya untuk chatting sebesar 60%, browsing 50%, dan video streaming 35%. Namun, untuk bertransaksi baru 15%, membuat program 5%, dan membuat aplikasi 24%.
Ada 50 koorporasi yang bisa mengubah dunia, salah satunya dengan teknologi digitalisasi. Urutan ke-17 adalah Go-Jek dari  Indonesia. Dengan ini kita perlu bangga. Maka, banyak sekali perubahan-perubahan dengan aplikasi ini online yang menerapkan economy sharing. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, pada tahun 2030 Indonesia berpotensi menjadi negara maju ke-5 di dunia, karena tanda-tanda kemajuan Indonesia sudah terlihat dari sekarang. Pemerintah menargetkan pada tahun 2020 Indonesia akan menjadi negara yang kuat dalam ekonomi digital di Asia Tenggara. Sudah ada 4 Unicorn Indonesia yang mencapai pendapatannya lebih dari USD 1 miliar.
Digitalisasi akan sukses apabila dilakukan di semua bidang. Salah satu yang menjadi pelopor di Jawa Barat, khususnya Bandung, dengan adanya smart city yang merupakan wujud nyata dari digitalisasi. Dengan adanya smart city, semoga hal ini mampu membantu berbagai kegiatan masyarakat, juga memberikan akses informasi secara cepat, mudah, dan up-to-date. Konsep smart city tidak hanya menyiapkan sarana dan prasana, tapi juga dalam upaya mengubah mindset masyarakat untuk dapat berpartisipasi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang lebih maju.
Peran pemerintah untuk mendorong digitalisasi ekonomi salah satunya dengan program 1.000 startup. Diharapkan startup ini mendorong anak-anak muda generasi milenial untuk bisa bersaing dan berkembang di era teknologi informasi dan digital, dengan memberikan langsung pelatihan-pelatihan dan pembinaan lanjutan sebagai akhir dari prototype.
Peran pemerintah adalah sebagai regulator. Saat ini pemerintah sudah mengeluarkan paket ekonomi digital dengan membuat mind map ekonomi digital melalui Peraturan Menteri Kominfo No. 10/2018. Inilah peta jalan e-commerce sebagai bentuk dorongan SDM (sumber daya manusia) untuk dapat memahami dan meningkatkan keterampilan mengenai digitalisasi. Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, dalam rangka memasuki digital 4.0, pemerintah memberikan beasiswa 20.000 anak-anak muda untuk mengikuti pelatihan mengenai big data, cyber security, artificial intelligence, dan lainnya.
Diakui bahwa saat ini memang banyak pekerjaan-pekerjaan yang berkurang, tapi di waktu yang bersamaan juga banyak peluang terbuka lebar dengan berbagai macam pekerjaan kreatif yang lebih menantang, diantaranya; content creator, script writer, YouTuber, dan lain sebagainya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H