1. Pencemaran Air Sungai:
Banyak sungai di Tulungagung, seperti Sungai Ngrowo, Kali Song, dan lainnya, mengalami pencemaran berat. Pencemaran ini disebabkan oleh berbagai sumber, termasuk limbah industri, limbah peternakan, dan limbah domestik. Kontaminasi bakteri E. Coli yang berasal dari limbah peternakan, serta adanya logam berat dan pestisida, menunjukkan betapa parahnya kondisi ini. Dampaknya bukan hanya pada rusaknya ekosistem sungai, tetapi juga pada kesehatan masyarakat yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari.
2. Masalah Pengelolaan Sampah:
Pengelolaan sampah di Tulungagung, terutama di kawasan Jalur Lintas Selatan (JLS), menjadi sorotan karena penumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Kurangnya infrastruktur dan fasilitas pengelolaan sampah menjadi kendala utama yang menyebabkan sampah berserakan di berbagai lokasi, yang pada akhirnya mencemari lingkungan dan mengganggu aktivitas masyarakat. Meskipun ada rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) baru, masalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya edukasi dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam pengelolaan sampah.
3. Penurunan Kualitas Udara:
Kualitas udara di Tulungagung juga menurun akibat praktik pembakaran sampah liar. Pembakaran ini menghasilkan polusi udara yang mengandung zat-zat berbahaya seperti dioksin dan furan, yang sangat berisiko bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia. Ini menunjukkan bahwa masalah sampah tidak hanya mencemari tanah dan air, tetapi juga udara yang dihirup oleh masyarakat.
4. Kerusakan Ekosistem dan Kehilangan Ruang Hijau:
Penebangan pohon di sepanjang jalan utama untuk proyek infrastruktur tanpa kajian lingkungan yang memadai juga menjadi masalah serius. Penebangan ini tidak hanya menghilangkan peneduh alami dan meningkatkan risiko polusi udara, tetapi juga memperburuk efek pulau panas di kota. Kehilangan pohon-pohon ini dapat mengurangi kualitas hidup penduduk dan merusak estetika kota.
5. Pencemaran Pesisir dan Laut:
Pesisir Pantai Gerangan juga menghadapi ancaman pencemaran dari berbagai sumber, termasuk limbah plastik dan limbah industri yang mengalir ke laut. Pencemaran ini merusak keindahan pantai dan mengancam biota laut, termasuk ikan dan penyu yang sering bertelur di pantai tersebut.
6. Konflik Pembangunan dan Konservasi: