Kabupaten Tulungagung terletak di Jawa Timur, berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek di utara, Kabupaten Kediri di timur, Kabupaten Blitar di selatan, dan Kabupaten Malang di barat. Secara astronomis, Kabupaten Tulungagung terletak antara 07 51' -- 08 18' Lintang Selatan dan antara 111 43' -- 112 07' Bujur Timur. Luas wilayahnya 1.055,65 km2 dengan topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan. Kabupaten Tulungagung dipimpin oleh bupati dan wakil bupati yang dipilij secara langsung oleh rakyat. Wilahnya dibagi menjadi 19 kecamatan, 14 kelurahan, dan 257 desa. Daerah yang mempunya wilayah terluas secara berurutan yaitu Kecamatan Tanggunggunung, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.
Pada pembahasan artikel ilmiah ini mengkaji jenis-jenis citra yang digunakan oleh penulis, kelebihan dan kekurangan dari citra yang digunakan. Penelitian ini berdasarkan pada literatur dan melakukan analisis data citra satelit yang dilakukan di Kabupaten Tulungagung. Sebelum memasuki pembahasan utama perlu diketahui apa itu interpretasi citra, yaitu proses mengidentifikasi, menganalisis, dan menginterpretasi objek dan pola pada citra, seperti foto udara, peta, atau gambar satelit. Tujuannya adalah untuk memahami informasi yang terkandung dalam citra dan menghasilkan kesimpulan tentang objek atau area yang digambarkan. Interpretasi citra dilakukan melalui tahapan proses deteksi, identifikasi, dan analisis. Unsur-unsur interpretasi citra meliputi sebagai berikut :
- Rona atau warna
- Bentuk
- Ukuran
- Tekstur
- Pola
- Bayangan
- Situs
- Asosiasi
Dalam artikel ini memuat tiga jenis citra satelit untuk menganalisis Kabupaten Tulungagung sebagai, berikut :
A. Jenis Citra = Sentinel-1
Citra Sentinel-1 adalah data penginderaan jauh radar yang dihasilkan oleh satelit Sentinel-1A, yang dikelola oleh ESA (European Space Agency) dan didanai oleh Komisi Eropa. Citra ini membawa sensor SAR (Synthetic Aperture Radar) yang beroperasi pada frekuensi 5,405 Hz dan dapat menembus awan dan hujan, sehingga hasil perekamannya bebas dari gangguan cuaca dan dapat beroperasi siang dan malam (Amriyah et al., 2019). Berbeda dengan citra satelit optik yang menangkap pantulan cahaya matahari, citra Sentinel-1 mengeluarkan sinyal gelombang mikro ke Bumi dan merekam pantulannya. Karena itu, citra Sentinel-1 bisa digunakan untuk penginderaan jauh siang dan malam, serta menembus awan dan cuaca buruk (Aryatama et al., 2023). Citra Sentinel-1 dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk mengidentifikasi dan membedakan klasifikasi penutup lahan, pengenalan karakteristik objek, dan penutup lahan hutan rakyat. Data citra ini dapat digunakan untuk monitoring perubahan tutupan lahan.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan citra Sentinel-1 :
- Kelebihan:
- Mampu memberikan citra bahkan dalam kondisi cuaca buruk atau saat malam hari.
- Mampu menembus tutupan awan yang sering terjadi di Indonesia, yang merupakan negara berikim tropis.
- Mampu memantau perubahan lahan dan vegetasi dengan resolusi yang cukup tinggi.
- Kekurangan:
- Terdapat gangguan berupa salt and paper yang nampak bitnik-bintik hitam dan putih pada citra, yang dapat mempegaruhi nilai piksel sehingga kurang tepat apabila dilakukan klasifikasi berbasis piksel.
- Kemampuan untuk memantau perubahan lahan dan vegetasi hanya cukup untuk pengamatan operasional, tidak mencapai kemampuan Landsat 8.
B. Jenis Citra = Setinel-2
Citra Sentinel-2 adalah citra satelit yang dapat digunakan untuk pemetaan kelautan. Satelit ini memiliki resolusi sedang dan dapat digunakan untuk pengamatan operasional, seperti peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan lahan, dan variabel geofisika. Sentinel-2 terdiri dari dua satelit konstelasi, yaitu Sentinel-2A dan Sentinel-2B, yang mengorbit kutub pada orbit sun-synchronous pada ketinggian 786 km. Dua satelit identik tersebut berjarak 180 derajat satu sama lain. Satelit ini dapat digunakan untuk pengamatan operasional seperti peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan lahan dan variabel geofisika. Produk Sentinel-2 yang tersedia di Pustekdata Inderaja LAPAN merupakan data Level-1C (Reflektan ToA), yang telah diproyeksikan ortho UTM/WGS84 dan menggunakan Model Elevasi Digital (DEM) yang diproyeksikan pada koordinat kartografi (Oktaviani & Kusuma, 2017).
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan citra Sentinel-1 :
- Kelebihan:
- Resolusi spasial tinggi: Citra Sentinel-2 memiliki resolusi spasial yang tinggi, yaitu 10 meter untuk band vegetasi 2, 3, 4, 8 dan 20 meter untuk band lainnya.
- Kemampuan untuk memetakan dan memantau perubahan lahan dan vegetasi: Citra Sentinel-2 dapat digunakan untuk analisis vegetasi dan pemantauan perubahan lahan.
- Frekuensi multispektral: Citra Sentinel-2 menggunakan instrumen MultiSpectral Instrument (MSI) yang memiliki 13 band spektral.
- Kekurangan:
- Resolusi temporal: Citra Sentinel-2 hanya dapat diperoleh setiap 5 hari di ekuator.
- Ketersediaan data: Data citra Sentinel-2 hanya tersedia setiap 5 hari di ekuator.
- Satelit Sentinel-2 rentan terhadap kerusakan dan gangguan teknis, yang dapat memengaruhi ketersediaan data.
C. Jenis Citra = Landsat 9 -- L1TP
Landsat 9 adalah satelit penginderaan jauh terbaru yang dikembangkan oleh NASA dan USGS. Satelit ini diluncurkan pada September 2021 untuk melanjutkan misi program Landsat dalam menyediakan data citra permukaan Bumi berkualitas tinggi secara berkelanjutan. Citra Landsat 9 - L1TP merujuk pada citra Landsat 9 yang termasuk dalam Tier 1 Precision Terrain (L1TP) processed data. Citra ini merupakan data yang telah diproses dengan baik dan memiliki radiometri yang terkarakterisasi dengan baik, sehingga dianggap memiliki kualitas data yang tinggi. Citra Landsat 9 - L1TP memiliki resolusi spasial yang moderat, dengan kemampuan untuk mendeteksi intensitas yang lebih tinggi daripada Landsat 8, yaitu resolusi radiometrik 14-bit. Citra ini sangat penting dalam pemetaan dan pemantauan perubahan di permukaan bumi, serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengambilan keputusan terinformasi terkait pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan (Choate et al., 2022).
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan citra Landsat 9 -- L1TP :
- Kelebihan:
- Resolusi Spasial Tinggi: Citra Landsat 9 - L1TP memiliki resolusi spasial 15 meter untuk band pankromatik, 30 meter untuk band multispektral, dan 100 meter untuk band inframerah termal, memungkinkan pengamatan detail objek di permukaan Bumi.
- Akurasi Geometris Tinggi: Citra L1TP telah dikoreksi geometrik untuk menghilangkan distorsi akibat rotasi Bumi dan sensor satelit, menghasilkan posisi geografis yang akurat.
- Cakupan Spektral Luas: Citra L1TP memiliki 11 band yang mencakup spektrum tampak, inframerah dekat, inframerah gelombang pendek, dan inframerah gelombang panjang, memungkinkan analisis detail berbagai aspek bentang alam dan tutupan lahan.
- Kemampuan Multitemporal: Landsat 9 bekerja sama dengan Landsat 8, memungkinkan akuisisi citra dengan frekuensi tinggi (8 hari) untuk area yang sama, mendukung pemantauan perubahan temporal
Kekurangan:
- Ketergantungan pada Cuaca: Citra Landsat 9 - L1TP terpengaruh oleh kondisi cuaca dan awan, sehingga pengamatan permukaan Bumi tidak selalu optimal.
- Kompleksitas Pengolahan: Pengolahan data citra Landsat 9 - L1TP membutuhkan perangkat lunak dan pengetahuan khusus.
- Ukuran Data Besar: Citra L1TP memiliki ukuran data yang besar, membutuhkan penyimpanan dan bandwidth yang besar.
- Ketersediaan data: Data citra Landsat 9 - L1TP hanya tersedia setiap 100 hari (kurang lebih 3 bulan) setelah peluncurannya.
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan citra yang berbeda bisa kita ketahui bahwa perbedaan tiap citra bisa diketahui dengan mudah akan tetapi untuk menganalisis lebih lanjut butuh lebih banyak literatur untuk dibaca. Perbedaan citra yang digunakan juga terlihat dari tahun perkiraan dalam pengambilan citra satelit, hal ini membuat tiap citra yang digunakan perlu diperhatikan tahun pemakaiannya agar tidak kesulitan dalam menginterpretasi unsur citra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H