Anggota Kelompok 1:
1. Khumairoh Hanif Masyita  (230103110046)
2. Nabila Ariesta Iftitah Rizki  (230103110073)
3. Siti Fatimah                (230103110078)
4. M. Roziq Mubarok          (230103110090)
5. Diana Lutfiyah             (230103110096)
6. Wahyuningsih              (230103110138)
Sejarah Candi Sumberawan
  Candi Sumberawan terletak di Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto. Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Berbentuk stupa, sehingga banyak pula yang menyebut candi ini dengan nama Stupa Sumberawan. Keberadaan candi sumberawan memiliki keistimewaan, hal ini karena peninggalan berbentuk stupa jarang dijumpai di wilayah Provinsi Jawa Timur. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904 oleh masyarakat, kemudian tahun 1935 Dinas Purbakala Hindia Belanda melakukan pengkajian atas bangunan tersebut dan pada tahun 1937 berhasil dilakukan pemugaran pada bagian kakinya.
  Tidak diketahui dengan pasti kapan Candi Sumberawan didirikan. Menurut para ahli diduga bangunan ini didirikan sekitar abad 14-15 M yakni pada periode Majapahit. Dugaan para ahli tersebut didasarkan pada bentuk-bentuk yang tertulis yang terdapat pada bagian batur dan dagoba (stupanya). Meskipun demikian candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan  berlatar belakang agama Buddha. Para ahli purbakala menduga bahwa daerah candi  ini dulunya bernama Kasurangganan yaitu daerah yang pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 M, ketika pergi ke Singhasari, hal ini diberitakan dalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang disebut pada pupuh 35 bait ke 4.
  Candi ini memiliki sumber air besar di bagian bawahnya. Air yang mengalir pada Candi Sumberawan dikenal dengan tirta amerta. Karena keberadaan candi yang berada diatas sumber dan dahulunya wilayah ini adalah rawa maka candi ini disebut sebagai sumberawan. Di area Candi Sumberawan terdapat dua sumber mata air dari yang keluar dari dasar bangunan candi. Sumber yang ada pada Candi Sumberawan dinamai dengan sumber kura-kura dan sendang kederajatan
Peran Candi Sumberawan dalam Membentuk Identitas Nasional:
 1. Warisan Budaya : Candi Sumberawan merupakan bukti nyata keberadaan peradaban masa lampau di Indonesia. Sebagai situs bersejarah, candi ini menyimpan nilai-nilai budaya dan spiritual yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
2. Toleransi dan Keragaman: Mekipun Candi Sumberawan berlatar belakang agama Buddha dan dijadikan tempat upacara keagamaan Waisak oleh pemeluk budha , kini digunakan untuk kegiatan spiritual berbagai pemeluk agama. Hal ini menunjukkan toleransi dan keragaman budaya yang telah lama tertanam di masyarakat Indonesia.
Peran Candi Sumberawan dalam Membentuk Identitas Regional:
1. Identitas Lokal: Candi Sumberawan, yang terletak di kaki Gunung Arjuna, dapat menjadi simbol identitas lokal bagi masyarakat di sekitarnya. Situs ini dapat menjadi pusat kegiatan budaya, pariwisata, dan pendidikan.
2. Pengembangan Ekonomi: Candi Sumberawan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang dapat meningkatkan perekonomian daerah. Melalui pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, masyarakat sekitar dapat memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari keberadaan situs ini
3. Tempat melaksanakan  tradisi : Masyarakat setempat kerap mengadakan upacara selamatan/syukuran di Telaga Sumberawan sebagai tanda syukur atas berkah air telaga. Beberapa contoh upacara slametan yang diadakan yaitu slametan banyu dan bersih desa.
   Menurut kelompok kami, pengalaman saat mengunjungi candi Sumberawan kemarin, memberikan dampak yang mendalam bagi mahasiswa dalam memahami identitas nasional dimana Candi Sumberawan, termasuk salah satu bukti sejarah peradaban masa lampau, dapat menjadi jendela untuk melihat kejayaan bangsa Indonesia di masa silam. Sementara relevansi sejarah Candi Sumberawan dengan kondisi saat ini antara lain seperti keberadaan candi ini yang masih terjaga hingga saat ini menunjukkan bahwa ketahanan budaya yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat di era globalisasi yang semakin pesat. Adapun sikap gotong royong yang ditunjukkan masyarakat dalam penemuan dan pemeliharaan candi menunjukkan relevansi dengan kondisi saat ini utamanya dalam menghadapi permasalahan diera globalisasi yang mana masyarakatnya semakin individualis. Melalui keberadaan candi sumberawan mahasiswa dapat belajar dari hakikat kearifan lokal untuk menghadapi tantangan globalisasi, seperti degradasi lingkungan dan konflik antar budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H