Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ruang sidang

8 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   10:00 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam ruang sunyi penuh kandang,
Tersimpan harap yang terus berkembang,
Di balik meja, argumen menggempang,
Menuntut keadilan yang tak bisa hilang.

Setiap kata laksana nyala terang,
Mengurai fakta yang pernah terbentang,
Hati berdebar dalam jiwa yang melayang,
Menanti putusan yang jadi penjang.

Wajah-wajah tegang di kursi bersilang,
Hening mencekam, waktu serasa terbang,
Mata mencari kebenaran yang gemilang,
Berharap kejujuran takkan bimbang.

Akhir sidang, semua pun pulang,
Cerita tersimpan, hati pun mengulang,
Ruang ini saksi keadilan terbilang,
Di baliknya, perjuangan takkan menghilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun