Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menulis membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pamit

24 November 2024   02:28 Diperbarui: 24 November 2024   02:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi datang, angin berbisik,
Hati berat, langkah menitik,
Kenangan manis terus menggelitik,
Namun waktu memanggilku untuk terus berdetik.

Wajah-wajah tersenyum menyapa hangat,
Rasa cinta ini tak pernah sekarat,
Namun janji harus terus dirapat,
Bukan selamanya kita terikat.

Lambaian tangan, mata berkabut,
Kata terakhir terucap lembut,
Perpisahan ini memang menyulut,
Namun esok membawa harapan yang memagut.

Meski jarak membuat kita merenggang,
Doa akan selalu jadi penenang,
Tak ada yang benar-benar hilang,
Karena cinta selamanya dikenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun