Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Hujan Menjadi RumaH

1 Desember 2024   17:43 Diperbarui: 1 Desember 2024   18:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di bawah langit kelabu yang berserah,  
Rintik turun membawa rasa yang ramah,  
Setiap butir menjadi kisah,  
Menghapus jejak luka yang lelah.  

Dalam dingin, hati pun bersumpah,  
Mencari hangat dalam pelukan tanah,  
Hujan merangkai cinta yang megah,  
Di antara gemuruh yang penuh anugerah.  

Atap langit adalah atap rumah,  
Setiap petir menjadi lagu meriah,  
Di sana jiwa berteduh tak gelisah,  
Merajut mimpi yang tak pernah punah.  

Hujan adalah rumah bagi yang lemah,  
Tempat air mata bertemu dengan pasrah,  
Mengajarkan kita tentang tabah,  
Bahwa setelah badai, hadir indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun