Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit yang Menangis Diam Diam

23 Oktober 2024   14:36 Diperbarui: 23 Oktober 2024   15:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik awan kelabu, langit bergetar,  
Mengalirkan air mata yang tak terucap,  
Setiap tetes hujan adalah rindu yang samar,  
Menghapus jejak luka, meski tak terlihat kabut.

Cahaya rembulan tenggelam dalam kesedihan,  
Mengintip dari balik tirai malam yang kelam,  
Menggenggam harapan dalam hening yang dalam,  
Menyampaikan cerita dari hati yang terperangkap.

Angin berbisik lembut, membawa pesan sunyi,  
Seperti detak jantung yang merindukan cahaya,  
Dalam sepi, langit menyimpan rahasia abadi,  
Menangis diam-diam, menunggu asa kembali.

Namun di setiap air mata, ada pelangi tersembunyi,  
Bersinar di antara kesedihan yang tak berujung,  
Memberi harapan bahwa cinta kan kembali,  
Dan langit pun akan tersenyum dalam pelukan pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun