Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terlalu Lama Menunggumu

9 Oktober 2024   06:43 Diperbarui: 9 Oktober 2024   06:44 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seribu tahun lamanya,
aku menanti dalam hening,
di antara bayang-bayang waktu,
yang berputar dalam lingkar tak berujung.

Setiap detik menjadi abadi,
seperti debu yang menari di udara,
menggenggam kisah-kisah terpendam,
yang terukir dalam lapisan sejarah.

Aku mendengar suara-suara lembut,
dari zaman yang telah berlalu,
seperti angin berbisik dalam kesunyian,
mengisahkan harapan dan kerinduan.

Di sini, di titik tak berbatas,
cinta dan kehilangan bertemu,
seribu tahun lamanya,
aku akan tetap menunggu,
karena cinta yang tulus takkan lekang oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun