Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seikat Mawar di Tepi Jalan

23 September 2024   11:00 Diperbarui: 23 September 2024   11:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi jalan yang sunyi dan lengang,
Terbaring seikat mawar merah memudar,
Tak ada tangan yang sudi menggenggam,
Hanya angin dan debu yang lalu lalang.

Kelopaknya pernah mekar indah sekali,
Menyimpan cinta yang hangat dan tulus,
Tapi kini ia tergeletak sepi sendiri,
Menunggu sapa yang tak kunjung terwujud.

Tak ada kata, tak ada janji yang tersisa,
Hanya sisa wangi yang menyapa senja,
Seikat mawar di jalan yang terlupa,
Adalah saksi bisu cinta yang pudar sirna.

Namun meski sendiri, ia tetap berbunga,
Menunjukkan bahwa cinta tak perlu dilihat,
Kadang ia tumbuh di tempat yang tersembunyi,
Di jalan sunyi, ia tetap hidup, meski perlahan mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun