Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terlalu Terlambat untuk Menyesal

16 September 2024   20:09 Diperbarui: 16 September 2024   20:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara puing-puing kenangan yang tersisa,
Kita berdiri, dikelilingi oleh penyesalan,
Kata-kata yang tak pernah terucap,
Dan janji yang terlupakan dalam keremangan.

Waktu telah berlalu dengan cepat,
Menghapus jejak-jejak yang dulu begitu nyata,
Kini hanya sisa-sisa rasa dan luka,
Yang menceritakan kisah tentang apa yang hilang.

Kita menatap masa lalu dengan hati yang berat,
Namun, suara hati hanya terdiam,
Karena apa yang sudah berlalu, tak bisa diputar kembali,
Dan penyesalan ini hanya memudar dalam malam yang panjang.

Terlalu terlambat untuk meraih kembali,
Apa yang pernah kita miliki dan hancurkan,
Kini hanya ada hampa di dalam diri,
Dan waktu yang terus bergerak, tak menunggu.

Di sini kita berdiri, di persimpangan akhir,
Di mana harapan dan kesalahan bertemu,
Terlalu terlambat untuk merubah sejarah,
Namun, kita masih bisa mencari arti dalam sisa-sisa perjalanan.

Mungkin kita tak bisa mengubah yang telah berlalu,
Tapi kita masih bisa memilih untuk melangkah,
Menerima kenyataan dengan hati yang lebih bijak,
Dan menemukan keindahan dalam kebangkitan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun